بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Insyaallah selama bulan suci
ramadhan tahun 1436 Hijriyah atau tahun 2015 masehi ini, setiap ba’da
shalat dzhuhur jama’ah, selalu diisi dengan kegiatan kultum atau
tausiyah dari para da’i di lingkungan kantor kemenag kota pontianak.
Hal
tersebut dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman keislaman untuk para pegawai Kementerian Agama Kota Pontianak
khususnya dan masyarakat sekitar umumnya. Tentu dengan harapan akhir
,dari pengetahuan yang didapat di majelis ilmu ini akan bisa berdampak
positif pada peningkatan prilaku para pegawai ke arah yang diredhai oleh
Allah SWT.
Untuk
kultum di hari ke empat belas Ramadhan kali ini atau bertepatan dengan
hari rabu (01/07/2015), seyogyanya akan disampaikan oleh kepala KUA
Kecamatan Pontianak Barat, Muslimin,S.Ag. Namun, karena ada tugas dinas
luar yang harus dilaksanakan maka ia mengutus stafnya yang bernama
H.Aswadi,S.HI
Dalam tausiyahnya di
Surau Al-Islah , dihadapan para jama’ah yang terdiri dari kepala kantor ,
kasubbag tata usaha, kasi/penyelenggara, para staf lingkungan kemenag
kota pontianak dan masyarakat sekitar, H.Aswadi,S.HI mengangkat topik
tentang orang yang pantas masuk dan memakmurkan masjid.
“
Bapak ibu, saya akan mengangkat tentang masalah masjid, dimana dalam
surah At-Taubah ayat 18, Sesungguhnya yang pantas memasuki
rumah-rumah-Ku, yaitu masjid,yaitu orang yang beriman kepada Allah dan
hari akhir. Didalam ayat ini Allah menjelaskan kepada kita, bahwasanya
yang pantas memasuki rumah-Nya, yaitu orang yang beriman. Iman dalam
arti kata, iman secara aqidah dan iman secara amaliah,”katanya.
Terkait
dengan iman secara aqidah dan iman secara amaliah itu, ustadz ini
mencoba menjelaskannya secara rinci.” Iman secara aqidah kita sudah
paham, setiap saat kita bersyahadat, mengesakan Allah SWT.
Yang kedua, iman secara amaliah,yang mana Nabi pernah berkata,”tidak
beriman sesorang, apabila dia tidur dalam keadaan kenyang tetapi
tetangganya tidur dalam keadaan lapar sedangkan ia mengetahui. Jadi,
yang dikatakan orang beriman yang begitu bapak ibu sekalian.
Sehingga
orang beriman ia mempunyai qalbu,hatinyaitu indah. Alangkah indahnya
seorang istri mendapatkan suami orang beriman, iman secara aqidah,iman
secara amaliah. Ia punya qauli, ucapannya itu manis, menyenangkan. Dia
punya fi’li, prilaku sangat menyenangkan, ini orang beriman. Sehingga
orang beriman ketika masuk masjid , Tuhannya bukan hanya di masjid tapi
ketika ia keluar dari masjid ia tetap bertuhan.” jelasnya.
Lanjut,
mantan staf Penamas Kankemenag Kota Pontianak ini menuturkan sebuah
hadits qudsi. “Makanya didalam hadits qudsi, Allah mengingatkan baginda
Nabi Muhammad SAW dalam surah Al-Ahzab ayat
48, Wahai Nabi, sesungguhnya kamu diutus itu untuk menjadi saksi, untuk
memberikan kabar gembira, untuk memberikan peringatan. Dan didalam
hadits qudsi itu Allah memberikan peringatan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya.
“Jangan
kau masuki satupun dari Rumah-rumah-Ku,yaitu masjid, kecuali hati yang
bersih. Jadi, jangan kau masuk masjid kata Allah kalau kamu mempunyai
hati yang tidak bersih. Tetapi kalau kamu mempunyai hati yang bersih,
monggo masuk masjid. Hati yang bersih itu jauh dari sifat riya’,ibadah
minta puji, sombong, takabur, angkuh, ini sifat-sifat tercela. Kalau
orang-orang yang mempunyai sifat-sifat tercela ini masuk dalam masjid…. ,
sholatnya..,ia tidak diterima ibadahnya oleh Allah SWT.
Karena
Allah mengatakan kecuali orang yang mempunyai hati bersih. Kalau yang
penghuninya orang beriman, masyaallah…, masjid itu indah, kenapa bapak
ibu sekalian ? Karena orang beriman itu , ia belum senang apabila orang
lain belum senang. Kalau orang lain sudah senang baru ia senang,itu
orang yang beriman ”tuturnya.
Lebih
lanjut, ustadz berbadan kekar ini memaparkan hal terkait diatas. “Yang
kedua, ucapan yang benar, tidak pembohong, tidak munafiq. Bagaimana
bapak ibu , kita masuk Masjidilharam, kita masuk Masjid Nabawi ,
ternyata kita masih pembohong. “ Jangan kau masuk rumah-Ku kata Allah,
ini yang berbicara bukan saya bapak ibu, bukan saya, tapi hadits qudsi,
saya Cuma menyampaikan saja.
Jadi,
kita selaku pengurus masjid jangan diantara kita ada yang kecewa, ada
masyarakat yang tidak mau turun ke masjid. Padahal kita selaku pengurus
masjid tak mau instropeksi diri kita, apakah sudah betul jadi pengurus
masjid ??? sehingga orang tidak mau turun ke masjid.
Kita turun pun kemasjid, yang jadi imam orang munafiq, bagaimana shalat kita diterima oleh Allah SWT ? Ia berdiri saja di masjid tidak diterima oleh Allah SWT,
apakah lagi jadi imam,jadi khatib. Makanya kalau orang-orang yang punya
ilmu itu ia melihat, ohh…, tak mau ia turun ke masjid, ‘sama tak benar
kata dia’,” paparnya sambil tertawa kecil.
Kemudian,
ayah dari Aifah Dinah Auliya dan Uwais AlQarni ini meneruskan orang
yang pantas jadi pengurus masjid. “Yang ketiga , tangan yang suci,
amanah. Bapak ibu, kalau yang menjadi pengurus masjid orang yang tidak
amanah, bagaimana ceritanya sumbangan orang.Kita pengurus masjid ini
melayani masyarakat, bukan terbalik minta dilayani masyarakat. Kalau
kita menghayati umat islam ini tidak miskin, karena sudah diberikan
pelajaran oleh baginda Nabi ketika beliau Isra’Mi’raj dari Masjid ke
Masjid. Di Masjid ada sarana, uang, fulus.
Di
Pontianak ada 221 Masjid kalau tak khilaf saya. 1 bulan, 1 jum’at kalau
kita kumpulkan ke dewan masjid , 1 jum’at ada 221 juta, kita usah pakai
jum’atanlah pakai bulan ajalah , setahun ??? Umat islam tak
miskin,”lanjutnya.
Seterusnya, staf KUA
Kecamatan Pontianak Barat ini menyebutkan orang yang pantas jadi imam
dan khatib. “ Yang keempat, kemaluan yang bersih, bukan orang-orang yang
melakukan pelanggaran hukum. Keluar kota dia melanggar hukum, datang ke
Pontianak jadi imam ,luar biasa, kecuali dia bertobat kepada Allah SWT dan tidak melakukan lagi perbuatan pelanggaran hukum itu,” terusnya.
Sebelum
menutup tausiyahnya , ustadz yang aktif di majlis zikir ini menambahkan
bahwa yang pantas masuk masjid itu adalah orang yang berhutang tapi
berniat membayar. “Kata Allah , yang pantas masuk masjid itu, yaitu
orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan hak orang lain, seperti kita
utang piutang niat tak nak bayar.
Tapi,
kalau berutang niat nak bayar ,taka pa, monggo masuk masjid .Tapi kata
Allah kalau dia memang niat tak bayar, atau ngambil hak orang lain, dia
berdiri dihadapan didalam masjid, ia tidak-Ku pandang oleh Allah SWT.
Makanya jangan bapak ibu heran kalau ada orang tidak mau turun ke
masjid, jangan kita marahkan, kita intropeksi diri kita masing-masing,
tambahnya.
Terakhir, Da’i kelahiran 1972 ini berharap semoga amaliah kita di masjid diterima Allah SWT. “ Mudah-mudahan menambah kita untuk melaksanakan ibadah ke masjid, supaya kita ibadah ke masjid diterima oleh Allah SWT tentunya kita mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT,”pungkasnya.http://kalbar.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=272590
0 Response to "Orang Yang Pantas Masuk Ke Masjid"
Posting Komentar