بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Kepala Kanwil Prov. Kalimantan Barat , Drs. H. Syahrul Yadi, M.Si mengatakan ada tujuh hal yang menyebabkan umat beragama di Indonesia terkesan berprilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama. “ perspektif saya, kalau saya melihat paling tidak ada tujuh sebab mengapa umat beragama di Indonesia melakukan hal-hal terkesan bukan dari ajaran agama. Pertama, penyebabnya, memahami dalil-dalil agama setengah-setengah, tidak holistic lalu cepat memberikan kesimpulan, memahami ajaran agama sepotong-sepotong dan cepat memberikan kesimpulan, “ katanya kepada para hadirin yang menghadiri Kegiatan Dialog Lintas Agama Tingkat Kota Pontianak, kamis (28/4/2016) di Hotel Borneo Pontianak, yang diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak melalui Subbag Sekretariat/ Tata Usaha yang di ketuai oleh H. Abdulbar, S.Ag,M.Pd.I.
Syahrul Yadi melanjutkan penyebab-penyebabnya. “ Yang kedua, memperbesar tuntutan kepentingan kelompok. Penyebabnya terlalu dituntut kepentingan kelompok, itu yang membuat kita terkesan tidak menjalankan etika yang diajarankan agama itu sendiri. Ketiga, menjustifikasi yang tidak sepaham adalah musuh. Membuat sebuah pernyataan bahwa orang yang tidak sepaham itu adalah musuh. Keempat, kurang paham, kurang tahu, kurang mempelajari tentang wilayah-wilayah (hal-hal) dan esensial, wilayah sensitive dari agama-agama lain. Kelima, sengaja melabrak regulasi yang sudah ada. Salah satunya Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri tentang pendirian rumah ibadah, tentang penyebaran agama kepada orang yang sudah beragama. Itu jangan dilanggar. Keenam, pembiaran masalah-masalah kecil. Ketujuh, reaksi terhadap paham-paham radikal lain,” paparnya
Pada kesempatan tersebut , Pimpinan Tertinggi Lingkungan Kantor Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat ini menjelaskan solusi-solusi yang insyaallah bisa dipakai untuk mengatasi masalah tersebut. “ Bagaimana solusinya ?. Pertama, mulai saat ini agama harus kita pahami jangan hanya secara sektoral tetapi harus secara universal. Ada nilai-nilai universal disetiap agama semua. Setiap agama pasti menyetujui berbuat baik, setiap agama pasti menyetujui silaturrahmi, setiap agama pasti memberikan sedekah. Itu nilai-nilai universal yang kita angkat dan semua agama membenci kekerasan. Kedua, mempertajam kembali ideologi pancasila. Ketiga, harus kita siapkan ruang dialog agama dan kemanusiaan. Ini sudah kita siapakan Multikultural. Adanya ruang dialog mencari kesamaan bukan saling menyalahkan . kita buka ruang dialog itu , jangan tertutup,” jelasnya.
Terkait dengan ruang dialog, Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Barat ini memberikan contoh hal yang menarik Dialog Antar Umat Beragama Dunia, . Ateis, sedang populer di internet ,youtube, yakni Acara Dialog Berbagai Macam Unsur agama dan kaum Ateis yang di gagas oleh dr. Naik Zakir yang dengan izin Allah SWT menguasai berbagai kitab suci dan perbaqndingan agama , si penerus Ahmad Dedad. “ Saya, bapak, ibu boleh browsing di internet ada saat ini yang sedang ngetop, dialog dunia Naik Zakir. Enak , dialog terbuka, buka kitab suci masing-masing, ini baru dia mencari kebenaran , bukan membenarkan hal yang salah tapi cari kebenaran. Soal keyakinan tidak masalah. Tapi ungkapkan kebenaran melalui ruang terbuka. Kalau dulu namanya Ahmad Dedad, ini enak terbuka. Tapi ingat dialog sehat bukan saling gasak. Bagus sekali saya lihat itu,” ungkapnya.
Selanjutnya , Mantan Kepala Kemenag Kabupaten Kapuas Hulu ini menyebutkan solusi keempat, kelima, kenam dan ketujuh. “ Keempat, mengiventarisir wilayah-wilayah (hal-hal) sensitive masing-masing agama. Saya sudah kasih tahu ke Bimas-bimas kita, Pak Alvin, Pak Yosef, Pak Wayan, Pak Suriyono termasuk Pak Yunus , supaya merilis , mendata apa-apa yang menjadi wilayah-wilayah sensitive dari agama masing-masing. Dan diekspos, disosialisasikan diberitahukan kepada umat yang lain. Ini pak, kalao di kami tidak boleh, aman sebenarnya. Kelima, Kita belajar untuk konsisten, konsekuen mengamankan regulasi yang sudah dipatenkan, tak usah dilanggarlah, kita jangan melabrak itu, ini tugas FKUB, tugas bapak ibu sekalian. Keenam, jangan pernah membiarkan masalah-msalah kecil menjadi besar. Cepat tanggap, responsive. Ketujuh, ini yang paling penting, kita harus banyak-banyak berfikir dampak. Seperti kasus kerusuhan dahulu, tak ada untung,” pungkasnya. (Gwn_Ptk).
0 Response to "KAKANWIL KEMENAG PROVINSI KALBAR: “ 7 SOLUSI ”."
Posting Komentar