KEMENAG PONTIANAK

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PONTIANAK, JL. ZAINUDDIN NO.4 KOTA PONTIANAK

Keberkahan Hal Utama Yang Di Cari

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ



“Bulan Ramadhan ini kata Nabi , bulan yang penuh dengan barokah. ‘Telah datang kepadamu bulan ramadhan, syahrul mubarok’. Nabi tidak menyebut untuk bulan lain ,tidak ada sebutan sebelas bulan yang lain dengan sebutan mubarok, yang diberkahi, tidak ada.
Hanya Bulan Ramadhan ini Nabi memberikan status kepadanya , syahrun mubarokun , bulan yang penuh dengan berkah,” ungkap Drs.H. Dulhadi,M.Pd kepada para hadirin yang terdiri dari Drs.H. Dja’far.A,M.Si Kepala Kantor, H. Abdulbar,S.Ag,M.Pd Kasubbag T.U, Para Kasi/Penyelenggara, Kepala KUA, Penghulu, Penyuluh Fungsional Agama Islam, Pengawas Madrasah/Sekolah, Kepala Madrasah , dan staf Kantor Kementerian Agama Kota Pontianak dalam acara Peringatan Nuzul Qur’an dan Buka Puasa Bersama di Aula Kemenag Kota Pontianak, selasa (7/7/2015), menjelang waktu buka puasa.
Terkait dengan berkah, Dosen IAIN Pontianak ini berusaha menjelaskannya. “Berkah itu artinya untung atau kebaikan yang mengalir secara terus menerus, itu artinya barokah. Makanya pada bulan ramadhan ini siapa yang rugi, tidak ada yang rugi, untung semua.
Jangankan kita, kita diuntungkan pahala, dilipatgandakan , yang sunnat dijadikan amalan wajib pahalanya, yang wajib dilipatgandakan menjadi tujuh puluh kali dibandingkan dengan luar Ramadhan. Yang diluar islampun secara duniawi mengalami keuntungan, kecipratan mubaraknya.
Makanya ketika Bulan Ramadhan kita semua ramai-ramai membaca do’a. Allahumma Fariqal Furqan, Wa Munzilal Qur’an, Bil Hikmati Wal Bayan, Barikillah Humma Lana Fii Shahri Ramadhan …., makanya kita minta berkah pada Allah SWT,” jelasnya.
Da’i yang terkesan humoris dalam dakwahnya ini mengatakan bahwa yang kita perlukan didunia ini adalah barokahnya, bukan banyak tapi tak berkah. “ Sebenarnya yang kita butuhkan didunia ini , barokahnya. Kita bukan ngejar banyak tapi tidak barokah, untuk apa ?. sedikit tapi barokah itu menutupi semua kebutuhan kita , “ katanya.
Menyangkut dengan sedikit tapi barokah, dosen IAIN Pontianak ini menceritakan pengalamannya saat menjadi pembimbing manasik haji, manasik umrah. Dalam salah satu bimbingan manasik umrah yang diberikannya ia bertemu dan berkomunikasi dengan salah satu peserta yang unik. Yang mana ada seorang jama’ah, seorang bapak, yang perkerjaannya kesehariannya adalah tukang sapu dengan gaji sejuta, tidak ada sampingan, istrinya cuma dirumah, anak empat orang, bisa buat rumah, bisa beli kendaraan.
Singkat cerita, diluar dugaan Tukang Sapu tersebut bisa umrah, padahal biaya umrah zaman sekarang tidak ada yang dibawah duapuluh juta, duapuluh lima juta semuanya, bahkan mencapai tiga puluh juta. Bahkan kata Dulhadi , Bapak tersebut berniat mendaftar haji.
“Sedikit tapi barokah. Keberkahan ini yang kita cari didunia ini, bukan banyaknya, banyak tapi tidak barokah tidak akan mendapatkan manfaat buat kita semua. Makanya, begitu menghadapi makanan, apa yang diajarkan Nabi?, berdo’a. ‘Allahumma barikli fima razaqtani wa qini azabannar’, Yaa Allah berkati atas rizki yang Kau berikan kepadaku ini dan hindarkan kami dari pintu api neraka.
Minta barokah pak, walaupun tidak lezat tidak mahal tapi makanan itu diberkahi ketika masuk dalam tubuh kita, makanan itu akan bermanfaat buat kita, akan menjadikan diri kita bertenaga, bersemangat, itu kalau mengandung berkah.
Sebaliknya, kalau tidak barokah, makanan ini akan menjadi penyakit pak. Baru makan sedikit, baru sepotong sudah membuat strok, sudah membuat orang darah tinggi, tidak sedikit dari kita yang semacam itu, makanan itu tidak mengandung barokah,” tuturnya dengan penuh semangat. Masih terkait barokah, PNS Fungsional ini mengajak agar selalu membaca do’a qunut dalam shalat.
“ Makanya bapak ibu, kita harus rajin berqunuuuut. Harus berqunut. Mungkin Pak Andi, Pak siapa pernah umrah, pada Bulan Ramadhan saksikan di Mekkah dan di Madinah serta seluruh Masjid yang ada di Mekkah,saksikan, mulai dari satu Ramadhan sudah berqunut.
Mengapa berqunut ?, disitu ada minta barokah. Allahummahdinii fii man hadaiit, wa aafinii fii man aafaiit, wa tawallanii fi man tawallaiit, aa..ini nomor empat wa baarik lii fiimaa athaiit, berikan keberkahan atas apa yang Engkau berikan kepada hamba. Itu, minta barokah pak, minta barokah. Kalau barokah bu insyaallah yang sedikit itu akan membawa keberuntungan, untung kita pak, untung dengan karunia Allah yang diberikan kepada kita,”ajaknya.
Selain itu , memasuki hari-hari sepuluh terakhir bulan Ramadhan, Dulhadi mengambarkan perilaku Rasulullah dalam rangka menjalaninya. “ Itu yang pertma. Yang kedua, ini sudah memasuki tanggal dua satu, sepertiga yang terakhir. Kata Nabi Itqumminnar, Pembebasan dari Api Neraka.
Apa yang dilakukan Nabi memasuki sepuluh malam terakhir ?. Satu, menghidupkan malamnya. Yang kedua, adalah membangunkan keluarganya. Dan yang ketiga, mengencangkan ikat pinggang.
Ini tiga yang dilakukan Nabi. Menghidupkan malamnya, artinya malam-malam itu dihidupkan banyak penafsiran disini, ada yang menyatakan seluruh malam kita hidupkan hampir tidak tidur,kita berjaga, ada yang menyatakan cukup separuh malam, ada lagi yang menyatakan cukup sholat isya dan shubuh berjamaah sudah dianggap menghidupkan malam, insyaallah bisa kita lakukan.
Karena disitulah menurut hadits bahwa Lailatul Qadar itu akan diturunkan kepada kita dan oleh Nabi, kita diminta untuk mencarinya. Carilah Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari yang terakhir, terutama pada malam-malam yang ganjil,” paparnya.


http://kalbar.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=273973

0 Response to "Keberkahan Hal Utama Yang Di Cari"

Posting Komentar