KEMENAG PONTIANAK

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PONTIANAK, JL. ZAINUDDIN NO.4 KOTA PONTIANAK

Pegawai Negeri versus Pengusaha, mana yang lebih Sukses ??

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ














Assalamualaikum

Apa yang terbesit dalam benakmu ketika engkau mendengar kata “sukses” ??
Sebuah kata yang maknanya sangat luas, dimana ukuran dan kuantitas tidak selalu mampu menjelaskan makna kata tersebut. Namun demikian, sukses, adalah sebuah kondisi yang senantiasa diperjuangkan oleh setiap manusia yang memang “niat tenan” hidup di dunia ini.
Ketika seseorang berkata bahwa kesuksesan seseorang tidak dapat dinilai dengan jumlah harta yang dikumpulkan, maka tidak dapat dikatakan bahwa orang tersebut salah bicara.
Sesuai dengan sebuah pepatah para mahasiswa yang sering belajar habis-habisan tapi tetep saja nilainya segitu-gitu aja : “Sukses bukanlah hasil, Sukses adalah proses”. Benar teman-teman, memang begitu lah adanya. Kita tengok para pahlawan kita, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, Pangeran Antasari, Patimura, dan lain-lain. Kalau kita lihat target “hasil” yang ingin mereka capai adalah mengusir para penjajah dari negara tercinta ini. Tapi akhirnya hasil tersebut tidak tercapai, justru biasanya endingnya adalah mereka semua tertipu oleh akal busuk dari koloni yang pada akhirnya harus mengorbankan nyawa mereka.
Tengok lagi kisah para Nabi dan Rasul kita teman-teman. Kalau kita menganggap sukses adalah harta, maka bagaimana nasib nabi Ayub yang diuji dengan penyakit yang begitu dahsyat sampai menghabiskan seluruh harta dan tubuhnya, kecuali lidah dan hatinya saja yang tidak bisa digerogoti penyakit karena senantiasa berdzikir dan mengingat Allah. Bagaimana pula kabar nabi kita Muhammad SAW, beliau ketika tidur hanya beralaskan tikar dengan bantal dari pelepah kurma, sangat jauh sekali dari kata mewah.
Apakah ada yang berani bilang kalau para pahlawan dan nabi tidak sukses dalam hidupnya?? Hati-hati, bisa saja Anda dijitak malaikat di sebelah Anda. Ada target-target hasil yang belum dapat dicapai oleh mereka, namun mereka telah berupaya yang terbaik, sehingga usaha itu adalah cerminan dari kesuksesan hidupnya.
Lantas bagaimana dengan orang yang menganggap kadar kesuksesan adalah sebuah nominal uang?? Salah kah?? Tidak juga teman-teman. Dengan uang itu, mereka bisa membantu banyak orang, mereka bisa mendirikan sebuah yayasan sosial, mereka bisa beramal jariyah, membantu pendidikan orang kurang mampu, membangun masjid, menghajikan orang lain, dan lain-lain. Mereka pun sukses.
Lalu mana kah definisi yang paling tepat mengenai kesuksesan.
Kita akan menjawabnya bersama-sama setelah kita kaji dua profesi yang biasanya saling bertolak belakang, antara Pegawai Negeri atau PNS, dengan Entrepreneur atau Pengusaha.
Bagi para pengusaha yang sudah terlanjur sukses, banyak keuntungan di sana sini, produk laris sini sana, tentu mereka menyarankan kepada masyarakat untuk mengikuti jejak hidupnya menjadi pengusaha sukses daripada PNS. Sebab dengan menjadi pengusaha mereka akan memperoleh uang yang jauh lebih banyak ketimbang PNS. Mereka lebih bebas berekspresi, tak terikat, sehingga keuntungan pun menjadi tak terbatas. Iya, mereka kaya raya. Sedangkan PNS penghasilannya hanya sekitar itu-itu aja.
DI pihak lain, hampir semua orang tua menginginkan anaknya menjadi PNS. Termasuk orang tua luar biasa dari anak yang punya website biasa ini. Sebab PNS itu pekerjaannya stabil, tidak bisa diberhentikan seenaknya sendiri, dengan begitu para PNS-er sudah dapat mengandalkan pekerjaan mereka untuk menyokong ekonomi kehidupan mereka. Para orang tua tidak mau pekerjaan anaknya gonta-ganti tidak jelas, apalagi hanya bisnis yang sifatnya tidak awet. Memang benar, banyak pengalaman anak yang tidak mau jadi PNS dan memilih mendirikan usaha dengan dalih masalah peluang penghasilan yang lebih banyak malah justru berujung pada kebangkrutan dan kerugian, salah, kerugian dan kebangkrutan, karena usahanya tidak bisa diandalkan.
Melihat kedua kontradiksi dan kesenjangan pola pikir tersebut, tampaknya perlu saling diluruskan supaya PNS dan pengusaha dapat saling bersinergi dalam memajukan perekonomian bangsa, tidak saling mengkambing-hitamkan salah satu pihat.
Bagi mereka yang menganggap bahwa menjadi pengusaha itu tidak jelas kerjaannya, coba dilihat dulu siapa yang dijadikan contoh figur pengusahanya. Seorang anak yang menolak anjuran masuk PNS dari orang tuanya dengan alasan bahwa menjadi pengusaha bisa lebih sukses, tapi ujung-ujungnya Cuma jaga warnet dan berjualan aksesoris komputer, itu pun tidak laku-laku dan akhirnya tutup toko, menganggur. Apa dia bisa disebut sebagai pengusaha? Kok mentalnya tempe begitu.
Bagaimana mereka bisa menjadi pengusaha yang sukses, mereka saja bangun selalu terlambat dengan bangunnya matahari.
Saya punya teman, dia punya teman yang ayahnya adalah seorang nelayan. Setiap hari keluarganya berjualan ikan dan udang yang didapat oleh ayahnya langsung dari laut. Ayahnya berangkat mencari ikan malam hari setelah salat isya, kemudian pulang pada sepertiga malam. Kemudian sang ayah membangunkan istri dan anaknya untuk membantu membersihkan ikan dan udang. Ikan-ikan dari laut tadi langsung dibersihkan agar tampak bersih dan segar, begitu pula udangnya. Mereka mengelupasi kulit udangnya. Secara sepintas memang usaha mereka seperti ingin membantu pembeli nantinya agar tidak perlu mengelupas kulit udang lagi saat akan dimasak. Namun ternyata kulit udang yang sudah mereka kelupas tadi mereka jual lagi sebagai bahan untuk membuat petis, sehingga benar-benar tidak ada bahan yang terbuang percuma. Kegiatan itu dilakukan keluarga tersebut setiap hari pukul 3.00 AM. Kalau ada anaknya yang masih molor, sang ayah langsung mengusapi wajah anaknya dengan air amis bekas ikan-ikan. Hasilnya tentu luar biasa, semua anaknya dapat melanjutkan studi sampai S2.
Bagaimana mereka bisa menjadi pengusaha sukses apabila banyak waktu luang yang terbuang sia-sia hanya untuk bersantai?
Ada sebuah cerita ketika zaman Rasulullah SAW. Saat itu adalah saat sore hari setelah para jamaah telah selesai mengerjakan sholat Asar. Kemudian ada beberapa anak muda yang duduk-duduk di teras masjid sambil mengobrol sana-sini. Istilahnya mungkin seperti “kongko-kongko”. Tanpa sengaja Rasulullah melintas di depan anak-anak muda tersebut. Melihat keadaan yang seperti itu, Rasulullah pun menegur mereka. Saya lupa bagaimana beliau berkata, tapi intinya menurut bahasa sekarang ialah: “apakah yang membuat kalian yakin semua dosa kalian telah diampuni Allah SWT, kok kalian pede banget bisa santai-santai seperti ini” hehe kira-kira begitu. Itu adalah bukti bahwa Nabi Muhammad sangat membenci bermalas-malasan membuang waktu dengan sia-sia. Karena memang dalam sebuah hadist telah disebutkan bahwa tidak akan berhenti seorang mukmin dalam berjihat di dunia ini sebelum kaki menginjak surga.
Jika ada anak yang masih banyak alasan menolak menjadi PNS karena ingin jadi pengusaha, tapi mental tempe, bangun kesiangan, dan sering bersantai membuang-buang waktu, maka bisa diramalkan dia bakal bangkrut.
Seorang pengusaha sejati adalah mereka yang memiliki semangat yang tinggi. Jatuh berkali-kali namun juga bangkit berkali-kali pula. Sebab tidak mungkin ada impian yang tanpa rintangan, mereka selalu siap menghadapi kegagalan dengan kebangkitan yang tanpa lelah.
Teman-teman, pernahkan Anda menonton film Top Secret a.k.a The Billionaire, sebuah film yang menceritakan secara langsung perjalanan rumit seorang anak muda dari Thailand bernama Top Ittipad yang usianya tidak lebih dari 26 tahun dalam merintis usahanya. Di tengah kondisi keluarganya yang tengah terlilit hutang sebesar 12 Milyar, Top bekerja keras merintis usaha untuk melunasi hutang keluarganya tersebut. Kegagalan demi kegagalan pun dia raih silih berganti. Mulai dari tertipu membeli DVD, menjual emas, tertipu menyewa mesin penggoreng kacang, sampai dia harus menjual hampir seluruh barang yang dia miliki, mulai dari komputer sampai mobil, karena rumahnya pun sedang dalam proses penyitaan oleh bank karena hutang tersebut, sehingga praktis dia sudah benar-benar tidak memiliki apa-apa lagi, selain semangat.
Ketika anak-anak seusianya tengah berjalan-jalan santai sambil menyumpal kupingnya dengan MP3 player, Top tengah bercucuran keringat menggendong sekarung penuh berisi kacang. Ketika malam hari saat kebanyakan orang tertidur untuk beristirahat, Top melakukan percepatan dengan mengurangi jam tidurnya untuk mempelajari bisnis. Walau Top bukanlah seorang muslim, tapi sesungguhnya memang Allah SWT membenci manusia yang banyak makan dan banyak tidur.
Berkat kedisiplinan dan keteguhan hatinya, Top berhasil bekerja sama dengan 7-Eleven untuk menjual produk camilan rumput lautnya bernama “Tao Kae Noi” yang artinya PENGUSAHA MUDA. Memang benar, di usianya yang masih 26 tahun Top telah memimpin 2500 karyawan, mengirim produk rumput lautnya di 6000 cabang 7-Eleven, mengekspor camilan rumput lautnya di 27 negara dunia termasuk Indonesia (yang dapat Anda beli di Alfamart), memiliki perkebunan rumput laut sendiri di Korsel, dengan pendapatan sebesar 450 Milyar. Sungguh film tersebut sangat menginspirasi saya. He
Kita beralih ke kacamata para pengusaha.
Ippho Santosa, seorang Pengusaha Muda paling sukses di Indonesia, yang juga mengarang buku Mega Best Seller 7 Keajaiban Rezeki, yang juga seorang motivator yang sudah berbicara di berbagai benua, berkata secara langsung di twitter yang intinya: “Bila ingin sukses dan kaya raya jangan jadi PNS, jadilah pengusaha”. Nah seperti pada pemaparan sebelumnya, giliran saya yang balik bertanya nih kepada mas Ippho, PNS seperti apa yang dijadikan contoh atau figur, kok bisa bilang bahwa PNS itu tidak sukses.
Memang ketika seseorang telah lulus seleksi CPNS tidak mungkin dia secara langsung masuk di jajaran deret para pejabat. Dia harus memulai dari nol, dan dimana-mana begitu. Masalah gaji? Dibandingkan dengan mas Ippho yang omsetnya sudah mencapai satuan “M” jelas pegawai negeri yang baru imut-imut lulus seleksi CPNS bakal bertekuk lutut. Tapi kan hidup mereka tidak Stag sampai di situ saja sampai akhir hayat.
Guru.
Berawal dari seorang guru biasa yang mengajar sebuah pelajaran, kemudian dia bisa diberi tanggung jawab yang lebih bila dia mau bekerja keras. Maka diberilah dia kewajiban mengajar lebih dari 1 mata pelajaran. Kemudian bisa juga dia dipasrahi menjadi wali kelas, wakil kepala sekolah bagian blablabla, dan lain-lain. Honornya tentu berbeda jika dia hanya menjadi guru yang mengajar 1 mata pelajaran saja seperti awal tadi. Lebih-lebih lagi jika rupanya hidupnya penuh dengan motivasi. Dia pun mengikuti seleksi kepala sekolah. Akhirnya berawal dari seorang guru biasa menjadi seorang kepala sekolah. Gajinya jangan ditanya berapa kenaikannya.
Seorang PNS seperti saya sendiri yang bekerja di Dirjen Perbendaharaan Kemenkeu. Saya yang baru saja masuk dalam sistem tersebut, jangan terlalu berharap dengan gaji yang membumbung tinggi, sebab pangkat golongan saya masih rendah, saya tahu itu. Oleh sebab itu saya pun juga tidak akan berhenti dan cepat puas. Syukur itu tetap ada, tapi syukur jangan dijadikan alasan untuk tidak berkembang dengan yang itu-itu saja. Kuliah S1 dan lanjut S2 tetap menjadi prioritas. Jabatan sebagai kepala Dirjen Sistem Perbendaharaan pun terkadang menjadi sebuah impian tersendiri. Apalagi jika suatu saat bisa kuliah di luar negeri dan melihat sebuah menara yang Anda lihat di samping kanan background website ini (kalau Anda membukanya dengan laptop). Sekali lagi ini bukan soal gila jabatan atau mengejar dunia. Tapi ini soal menjadi pribadi yang selalu ingin menjadi lebih baik. Ketika kedudukan kita dalam entitas pekerjaan mengalami kenaikan seiring dengan kenaikan pendapatan, kemudian jumlah uang yang disedekahkan kepada yang membutuhkan pun bertambah, mengapa harus disalahkan bila memang niatnya seperti itu.
Lagi. PNS yang kreatif tidak hanya memiliki sebuah pekerjaan sebatas kantornya itu saja. Kalau memang niat tenan, menjadi motivator, penulis buku, atau mendirikan usaha pun sangat memungkinkan untuk dilakukan. Bila ada yang bilang PNS dilarang mendirikan usaha, kalau PNS itu otaknya kreatif dia bisa tetap menjadi pengusaha. Suruh saja istrinya yang mendirikan usaha. Atau tetangganya pun juga bisa. Atau saudaranya. Masih banyak sekali cara teman-teman asal semua itu dilakukan dengan kesungguhan hati. Sehingga pendapatan kotornya pun menjadi berkali-kali lipat, mulai dari pendapatan PNS itu sendiri plus menjadi “pengusaha bayangan”.
Pernah membaca buku berjudul “Your Job is not Your Career”. Isinya tentang dunia pekerjaan yang tidak terbatas hanya pada profesi yang Anda tekuni saja. Saya mendapat info tentang buku tersebut dari dosen saya, mata kuliah Akuntansi Perpajakan. Jelas beliau ini seorang PNS, tapi itu dianggapnya sebagai kerjaan sampingan. Dia memilih “menganggap” pekerjaan utama atau karirnya adalah sebagai seorang instruktur senam. Sehingga itulah yang dia tulis dalam profil pekerjaannya di facebook.
Jadi mas Ippho Santosa, PNS pun tidak kalah sukses dengan pengusaha.
================
Oleh karena sebuah fenomena opini masyarakat yang begitu bertolak belakang tersebut, saya menjadi sedikit berpikir dan menyimpulkan, bahwa PNS dan Pengusaha itu sama-sama bisa suksesnya, dengan satu syarat : SPIRIT.
Menjadi pegawai negeri, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bila tidak punya semangat hidup maka hidupnya pun hanya akan begitu-begitu saja. Sedangkan anak-anak muda yang merintis menjadi pengusaha, tapi tidak punya spirit, sama saja penghasilannya tidak akan jauh beda dengan para PNS yang loyo. Bahkan bisa lebih parah dan lebih rendah.
Sehingga kesimpulannya adalah, kunci dan hakikat dari kesuksesan itu ada pada rangkaian proses hidup yang dijalani seseorang. Bila hidupnya dipenuhi dengan agenda-agenda bermalas-malasan, jelas bisa ditebak bahwa dia tidak akan bisa sukses. Sedangkan mereka yang gigih dan bersemangat menjalani hidup, mereka akan menuai hasil manisnya kesuksesan kelak di masa yang akan datang. Tidak peduli apakah berhasil atau tidak yang dia lakukan, selama dia telah melakukan segala prosesnya dengan semangat dan kesungguhan hati maka label sukses telah melekat pada dirinya. Ingat para pahlawan dan para nabi yang hidupnya diacungi jempot oleh umat sedunia karena kesuksesannya, walau terkadang hasilnya tidak tercapai.
Jika Anda masih ngeyel, kadang ada orang yang malas-malasan tapi tiba-tiba dia menang undian uang tunai 100 juta. Sukseskah dia? Lagi-lagi saya tekankan bagaimana usaha yang dia lakukan dalam hidupnya. Jika setelah dia mendapat uang sebanyak itu pun dia tetap hanya bermalas-malasan maka uang tersebut lama-lama akan habis juga. Percaya atau tidak memang begitulah adanya kehidupan. Biar lebih percaya lagi, lihat para koruptor. Uang banyak berlimpah, tapi saya yakin Anda pasti menghujat para koruptor dan menganggap mereka tidak sukses. Iya, karena mereka tidak melakukan proses-proses kehidupannya dengan gigih dan penuh kesungguhan.
Akhir kata, memang benar apa kata para mahasiswa yang tekun belajar tapi nilainya tetap segitu-gitu saja, bahwa kesuksesan bukanlah apa yang berhasil diraih, tapi kesuksesan adalah tentang bagaimana cara kita berproses. Sukses adalah proses.
“Jangan pernah menyerah walau bagaimana pun itu keadaannya. Jika kita menyerah, maka habislah sudah” –Top Ittiphad Tao Kae Noi-

0 Response to "Pegawai Negeri versus Pengusaha, mana yang lebih Sukses ??"

Posting Komentar