بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Islam merupakan
agama Rahmatan Lil’alamin yakni agama yang
menyebarkan kasih sayang dan rahmat untuk semesta alam. Islam yang kehadirannya di tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan
kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam dengan ajaran dan tuntunan
hidup-Nya yang sangat universal dalam mengimbangi dinamisnya perkembangan
zaman.
Rahmatan lil'alamin adalah istilah qurani dan istilah itu sudah terdapat
dalam Alquran, yaitu sebagaimana firman Allah dalam Surat Al- Anbiya' ayat 107:
“Dan tiadalah
kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”
Ayat tersebut menegaskan bahwa kalau Islam dilakukan secara benar, dengan
sendirinya akan mendatangkan rahmat untuk orang Islam maupun untuk seluruh
alam.
Sebagai walktrough untuk menjalankan kehidupan
secara benar dalam kehidupan, Islam memberikan aturan-aturan yang jelas dan
sesuai dengan bobotnya masing-masing. Keseimbangan proporsi amanah yang
diberikan Allah terhadap manusia tersebut menunjukan wujud perhatian Islam
terhadap menjaga keselarasan dan kebahagiaan hidup manusia.
Islam memandang
lelaki dan wanita sama dalam penciptaan dan kemuliaannya. Namun berbeda dalam
hal fungsi dan penempatannya. Islam memberikan porsi khusus kepada wanita yang
tidak diberikan kepada lelaki, begitu pula sebaliknya. Ironisnya, dewasa
ini justru porsi dan perhatian khusus yang diberikan Allah SWT kepada wanita
sering disalahtafsirkan sebagai bentuk larangan atau kekangan.
Secara kuantitas hak yang diperoleh, Islam memberikan
jatah kepada lelaki dengan perbandingan jumlah yang lebih besar dari wanita
dengan perbandingan 2 : 1. Pada saat pembagian warisan, 3 orang anak yang
terdiri dari 2 wanita dan 1 lelaki akan memperoleh pembagian dengan persentase
25 : 25 : 50. Ketika melangsungkan sholat berjamaah, Islam memberikan posisi
sholat kepada kaum lelaki di depan kaum wanita. Namun semua hal tersebut
didasari karena besarnya rasa sayang Islam terhadap wanita.
Seorang lelaki diberi amanah yang cukup berat oleh Islam,
yakni memberi nafkah kepada istri. Plus apa-apa yang terjadi terhadap istrinya
kelak harus bisa dipertanggung jawabkan lelaki di hadapan Allah SWT. Termasuk
di dalamnya adalah masalah kesehatan istri jika istrinya sakit, masalah akhlak
dari istri jika istrinya menyimpang dari ajaran, semua adalah tanggung jawab
lelaki. Yang lebih ekstrem lagi adalah jika seorang istri melakukan maksiat
atau dosa, ternyata di akhirat sang suami juga bakal menanggung dosa tersebut
karena dianggap lalai. Padahal kan suami itu mungkin tidak tau istrinya ngapain
aja.
Memberi nafkah kepada istri hanya simbol kata-kata
secara ringkasnya saja. Kalau ditelaah lebih dalam, memberi nafkah itu luas
maknanya. Memberikan jaminan perlindungan kepada istri, bahkan mungkin sampai
mengorbankan fisiknya, itu adalah tanggung jawab suami. Kalau atap rumah bocor
yang manjat buat benerin genteng suami kan.. Tiap hari berangkat pagi pulang
larut malam capek-capek, cuma buat ngasih uang kepada istri. Itu semua
dilakukan karena amanah Allah SWT kepada lelaki.
Begitu memanjakannya Islam terhadap wanita, bahkan sampai
tidak ada kewajiban bagi wanita untuk bekerja mencari uang. Yang diwajibkan
adalah hanya mematuhi suami dan menghormatinya. Bersih-bersih rumah, memasak
untuk suami, menghibur hati suami yang lelah, tidak membantah suami, memasang
wajah ceria di hadapan suami, berhias untuk suami, mudah bukan tidak ada yang
pake otot? Walaupun sekarang banyak wanita yang ngeluh masalah kerjaan kantor
dan kerepotan kalau sambil ngurus rumah. Kadang malah sampai menganggap
bebannya lebih berat dari suaminya. Loh salah siapa toh Islam tidak mewajibkan
wanita untuk itu walaupun boleh-boleh saja dan justru bagus asal tidak
mengganggu tanggung jawab masing-masing. Itulah yang menjadi sebab tadi bahwa
lelaki memiliki kuantitas hak yang lebih banyak 2 kali lipat dari wanita,
mengingat amanah dan tanggung jawab lelaki yang cukup besar. Posisi lelaki di
depan wanita ketika sholat berjamaah pun menjadi simbol bahwa lelaki harus melindungi
kaum wanita, mereka merelakan raganya terlebih dahulu untuk melindungi wanita.
Allah SWT, berfirman :
“Laki-laki adalah pemimpin wanita karena Allah telah melebihkan sebagian mereka
atas sebagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan sebagian harta
mereka. Oleh karena itu, wanita yang sholihah adalah yang menaati Allah dan
memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara
mereka.” (QS An Nisa’ 4:3).
Abu
Hurairoh r.a. juga pernah menuturkan bahwa Nabi saw pernah ditanya,
“ Wanita manakah yang paling baik?” Beliau menjawab :
“Yaitu wanita yang menyenangkan suaminya jika suaminya memandangnya, yang
menaati suaminya jika suaminya memerintahnya, dan yang tidak bermaksiat kepada
suaminya menyangkut dirinya dan harta suaminya.” ( HR Al Hakim).
Melihat perbedaan tanggung jawab tersebut, jika
keduanya antara wanita dan lelaki telah menjalankan tanggung jawabnya
masing-masing dengan baik dan benar, kemudian terjadi perselisihan antara
keduanya, mana yang dianjurkan untuk mengalah di dalam Islam?
Bukan bermaksud untuk merendahkan wanita, sekali lagi
justru Islam sangat memuliakan wanita dengan amanah yang tidak seberat lelaki. Dalam
sebuah hadits riwayat Al-Baihaqi disebutkan bahwa:
“Ingatlah, aku telah memberitahu kalian tentang
istri-istri kalian yang akan menjadi penduduk surga, yaitu yang penyayang,
banyak anak (subur), dan banyak memberikan manfaat kepada suaminya; yang jika
ia menyakiti suaminya atau disakiti, ia segera datang hingga berada di pelukan
suaminya, kemudian berkata, “Demi Allah, aku tidak bisa memejamkan mata hingga
engkau meridhaiku)”. (HR al-Baihaqi)
Ternyata jawabannya yang harus mengalah adalah kaum
wanita. Logikanya bener juga sih ya, kaum lelaki udah banting tulang ngurus
keluarga dan segala macem, kok sampai hati toh sang istri tidak mau mengalah.
Dengan catatan bahwa pihak suami dan istri sama-sama telah melakukan amanah
Allah SWT dengan benar, tidak main di belakang, dan lain-lain.
================
Bukti lain mengenai kemuliaan wanita di mata Islam
adalah mengenai aturan untuk berhijab dan larangan pacaran di dalam islam.
Kedua hal ini merupakan kontradiksi yang bagi beberapa wanita mungkin justru
menjadi kekangan dan larangan untuk bisa menikmati hidup. Namun pahamilah bahwa
justru ini adalah bentuk kasih sayang Allah SWT terhadap kaum wanita.
Dengan berhijab secara sempurna oleh seorang wanita
maka aurat akan tertutup. Allah memerintahkan kaum wanita untuk menutup aurat
dikarenakan nilai wanita itu sendiri yang begitu istimewa di mata islam. Sebuah
perhiasan emas tentunya akan dibungkus dalam sebuah tempat perhiasan yang indah
agar kemurnian emas itu tetap terjaga. Berbeda dengan bebatuan tak bernilai
yang berserakan di jalanan berteburan debu.
Salah satu fungsi hijab secara konkret adalah
mencegah timbulnya kriminalitas karena aurat yang diumbar dapat memicu
munculnya nafsu syahwat. Banyak kaum wanita yang malas untuk berhijab karena
dianggap tidak bisa modis. Sebagai konsekuensinya muncul banyak kasus pelecehan
seksual di kota-kota besar yang menganggap hijab itu tidak modis. Beberapa kaum
wanita yang dimintai pendapat mengenai hal tersebut pun menyalahkan kaum lelaki
yang tidak bisa menahan nafsu dan pikiran kotornya. Sekarang pertanyaannya
adalah sudah berhijab dengan baik dan benar apa belum mbak? Dilihat dari sisi “faktor-X”
nya, Allah selalu bersama hamba-Nya yang taat menjalankan perintah-Nya.
Sehingga hampir tidak mungkin ada yang berani bermacam-macam dengan Anda kaum
wanita kalau sudah menaati perintah untuk berhijab dengan baik dan benar karena
Allah SWT akan selalu bersama melindungi Anda. Tidak mungkin lah Allah
membiarkan hamba-Nya yang taat untuk disakiti.
Allah Swt dalam Al Quran berfirman:
ياايهاالنبى قل لأزواجك وبناتك ونساءالمؤمنين يدنين عليهن من جلابيبهن ذلك أدني أن يعرفن فلا يؤذين وكان الله غفورارحيما
(الأحزاب 59)
Artinya:Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk di kenal karena itu mereka tidak di ganggu.Dan Allah adalah maha pengampun dan penyayang.(Al Ahzab.59).
Tidak ada ayat anjuran kepada lelaki untuk selalu
memakai peci, tapi banyak ayat yang menganjurkan wanita untuk berhijab. Sebab Islam
sangat menjunjung tinggi kesucian wanita.
Kemuliaan dan kesucian wanita di mata Islam
dimuliakan lagi dengan adanya larangan untuk pacaran di dalam Islam sesuai
dengan firman Allah SWT sebagai berikut.
وَلاَ تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلاً
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan seburuk-buruk jalan”. (Al Isra’ [17] : 32).
Berkaitan dengan ayat ini seorang ahli tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- mengatakan dalam tafsirnya,
“Larangan
mendekati suatu perbuatan nilainya lebih daripada semata-mata larangan
melakukan suatu perbuatan karena larangan mendekati suatu perbuatan mencakup
larangan seluruh hal yang dapat menjadi pembuka/jalan dan dorongan untuk
melakukan perbuatan yang dilarang”.
Kemudian Beliau –rahimahullah- menambahkan sebuah kaidah yang penting dalam hal ini,
“Barangsiapa
yang mendekati suatu perbuatan yang terlarang maka dikhawatirkan dia terjatuh
pada suatu yang dilarang”
Lantas kalau
memang pacarannya ga ngapa-ngapain kenapa dilarang? Kok kuatir banget sih kalau
berbuat macem-macem. Begini ceritanya..
Kita semua
adalah manusia biasa yang tidak tau apa-apa yang terjadi di alam lain. Tidak
tau apa yang terjadi di langit. Tidak tau apa yang terjadi di tempat yang jauh
sana. Dan yang terpenting adalah kita tidak bisa melihat setan. Kita tidak tau
sekarang setan lagi ada dimana? Di sebelah kita ada setan atau tidak? Kalau ada
berapa jumlahnya? Lagi ngomongin apa? Nah...itu semua kelemahan kita sebagai
manusia. Hal-hal yang demikian hanya Allah yang tau.
Ibaratnya
ngasih bocoran kepada manusia (seperti dosen yang ngasih kisi-kisi sebelum
ujian kepada mahasiswa), saking sayangnya Allah kepada kita maka Dia memberikan
bocoran terhadap hal-hal yang manusia tidak tau, agar manusia tidak terjerumus,
agar manusia bahagia. Bahwasanya “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, jangan sekali-kali ia berdua-duaan dengan wanita (ajnabiyah/ yang bukan
mahram) tanpa disertai oleh mahram si wanita karena yang ketiganya adalah
setan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Mau tidak mau, percaya atau tidak memang seperti itu
adanya, setan akan datang jika ada dua orang lawan jenis sedang berduaan. Kita
saja sebagai manusia biasa yang tidak bisa melihat setan itu. Padahal, visi
misi setan di dunia ini adalah menggoda manusia agar terjerumus ke jalan
kemaksiatan, dengan logika-logika yang seringkali dianggap masuk akal. Bukankah
itu menyeramkan dan tidak fair, menggoda tapi tak kasad mata. Begitu sayangnya
Allah kepada manusia membuat Allah selalu membuat rambu-rambu kehidupan yang
perlu dipatuhi oleh manusia untuk keselamatan manusia itu sendiri, khususnya
wanita yang kesuciannya sangat dijunjung tinggi di dalam Islam.
Dari faktor yang lain, biasanya orang pacaran itu
sangat familiar dengan yang namanya:
-putus
-mantan
-pengganti
Kalau pacaran itu putus karena tidak cocok, kemudian
ganti cari pasangan baru, berarti kedudukan wanita itu ibarat kelinci percobaan
dong? Karena bisa seenaknya putus lalu coba cari yang lain. Ini pun merupakan
bentuk pemuliaan Islam kepada wanita. Islam tidak mau wanita yang sangat mulia
ini dijadikan ajang coba-coba oleh lelaki. Tapi ironisnya malah justru para
wanita yang ngeyel pingin pacaran, menganggap Islam itu gak gaul, terlalu
saklek dan mengekang, padahal justru maksud dari Islam mengatur sedemikian itu
karena Islam sangat menjunjung tinggi kemuliaan wanita.
Jadi kesimpulannya adalah pada dasarnya Islam sangat
menghormati wanita sebagai makhluk yang lemah lembut. Karena fitrahnya itulah
yang membuat Islam sangat care, melindungi, dan memuliakan wanita. Berbagai
anjuran dan larangan sudah dibuat langsung oleh Allah SWT sebagai bentuk
pemuliaan kaum wanita. Sekarang tinggal pilihan berada di tangan wanita sendiri
apakah ingin menjaga kemuliaan dirinya dengan mematuhi aturan-aturan Allah SWT
atau tidak penting.
Sungguh, saya sebagai lelaki sangat kagum dengan cara
Islam memperlakukan wanita dengan begitu mulia. Namun hal tersebut tidak boleh
menjadi alasan bagi kaum lelaki untuk kemudian transgender ikut berubah jadi
wanita loh... =)
http://dinarmagzz.blogspot.com/2013/07/mulianya-wanita-di-mata-islam.html
0 Response to "MULIANYA WANITA DI MATA ISLAM"
Posting Komentar