بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Bismillaah....
Wanita, perempuan, akhawat atau apapun panggilan terhadapnya. Ia adalah mahluk yang amat lembut, halus dan indah.
Ya, ia identik dengan segala bentuk keindahan dan menjadi perhiasan bahkan Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
“Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (Hadits riwayat Muslim dari Abdullah ibnu Umar)
Siapakah diantara kita yang tidak ingin menjadi sebaik-baiknya perhiasan? Siapa diantara kita yang tak ingin menjadi wanita shalihah? Siapa yang tak ingin menjadi wanita yang dicemburui para bidadari surga?
Tentu tak ada yang tak ingin. Semuanya ingin, hanya saja ada pengorbanan dan jalan yang harus ditempuh untuk mendapatkannya. Ada banyak godaan, ujian bahkan mugkin celaan yang harus diterima. Namun percayalah bahwa disana terdapat imbalan yang luar biasa, yakni dpat menjadi hamba yang lebih dekat denganNya dan meraih surgaNya. In syaa Allah.
Namun di sisi lain, makhluk bernama wanita ini identik pula dengan fitnah. Segala hal yang menyangkutnya dijadikan celah syetan untuk menebar fitnah. Dan wanita inilah yang menjadi fitnah/godaan terbesar pula bagi kaum adam yang secara fitrah menjadi pasangannya.
Sebagaimana perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
Ya, karena keindahannya itulah wanita bisa menjadi sumber segala petaka. Tak sedikit lelaki cerdas, gagah, berkuasa bahkan lelaki yang beriman tunduk patuh padanya. Tak sedikit dari mereka menjadi lemah, tak berdaya, dan tak bisa berkata apa-apa hingga melakukan hal-hal yang menentang syari’atNya ketika ia telah diselimuti kecintaan yang berlebihan pada seorang wanita. Bahkan tak sedikit beberapa kisah menceritakan kehancuran kaum yang diakibatkan oleh fitnah wanita.
Sebagai seorang wanita, ini adalah amanah kita. Di sinilah Allah memberikan pilihan pada kita, apakah akan menjadi sebaik-baiknya perhiasan dunia, atau malah sebaliknya menjadi seburuk-buruknya sumber fitnah dunia?
Selama ini kebanyakan wanita mudah merasa cukup.Salah satunya dalam hal menutup auratnya.
Kebanyakan merasa cukup dengan berkerudung asal saja,padahal rambutnya masih terlihat dari kain kerudung yang tipis.
Kebanyakan Merasa Cukup dengan menutup saja,padahal hakikatnya ia masih telanjang karena pakaian yang sempit dan membentuk lekuk tubuhnya.
Kebanyakan Merasa cukup dengan memanjangkan saja,padahal hakikatnya ia masih belum menjaga auratnya ketika bertingkah,berbicara bahkan tertawa dihadapan lelaki yang bukan mahramnya.
Ya, kebanyakan dari kita mudah merasa cukup. Kita merasa sudah cukup baik ketika kita sudah mulai memakai gamis, kerudung panjang, kaos kaki, atau bahkan cadar. Kita sudah merasa cukup dengan mengikuti kajian, mendengarkan ceramah, mentoring atau sejenisnya. Kita mudah sekali merasa cukup sehingga dengan gampangnya memandang orang lain buruk, mengghibah, dan memandang diri kita lebih baik dari wanita lain yang belum bisa seperti kita. Mudah merasa cukup,itulah yang kerap membuat kita lupa untuk senantiasa membenahi akhlak kita,meningkatkan keimanan kita.
Kita menjadi lupa bahwa sedekat dan sebaik apapun lelaki jika ia bukan mahram kita maka kita harus tetap menjaga hijab dengannya.
Kita menjadi lupa bahwa suara kita yang dilembutkan dapat menjadi penyakit hati.
Kita menjadi lupa bahwa pesan,emoticon,perhatian meski atas dasar persaudaraan bisa syetan jadikan senjata keruntuhan iman.
Kita menjadi lupa bahwa syarat bepergian wanita (safar) harus bersama mahramya.
Kita menjadi lupa dengan dalih “kami sudah menganggap saudara” sehingga kerap bercurhat ria,berkomen ria,bertelepon ria dengan lelaki yang jelas bukan siapa-siapa kita.
Kita mudah sekali merasa sudah aman sehingga pulang larut malam,mengikuti kegiatan yang tidak begitu wajib diikuti,bersenda gurau dengan lelaki,dan sering bepergian jauh seorang diri.
Lupakah kita bahwa kita bisa menjadi sumber fitnah yang besar bagi seorang lelaki? sadarkah kita bahwasanya :
“Wanita itu adalah aurat. Bila ia keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki).” [HR. At-Tirmidzi no. 1173, dishahihan oleh Al-Albani mengatakan dalam Misykatul Mashabih no. 3109]
Ya, itulah kita wahai saudariku.
Pilihan ada ditangan kita, apakah kita mau menjadi sebaik-baik perhisan yang dicintaiNya? atau menjadi seburuk-buruk fitnah yang akan menjerumuskan kita hingga jauh dariNya.
https://rositadewiha.wordpress.com
SUMBER : Google+ . Muslimah Perindu Surga.
https://plus.google.com/117989578701129336403/posts
0 Response to "MENJADI SEBAIK-BAIKNYA PERHIASAN ATAU SEBURUK-BURUKNYA FITNAH?"
Posting Komentar