KEMENAG PONTIANAK

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PONTIANAK, JL. ZAINUDDIN NO.4 KOTA PONTIANAK

Orang yang Paling Memalukan

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ





Assalamualaikum

Pernah tidak Anda merasa malu ketika membawa seorang teman di rumah saudara, paman, ataupun kakek, kemudian ketika saudara Anda menyuguhkan sepiring berisi tahu petis (yang dari Semarang) kemudian karena teman Anda ini dari luar kota dia langsung saja memakan tahu petis itu. Semula dia berkata “aku ambil satu ya”. Lalu dengan senyum saudara Anda meng-iya-kan. Kemudian teman Anda berkata lagi “aku ambil satu ya”. Begitu seterusnya, hingga satu demi satu tahu petis dalam piring itu pun ludes dalam sekali waktu.

Begitulah rasanya ketika kita semua merasa malu, atas sebuah perbuatan.

Walaupun teman Anda yang begitu memalukan dalam ilustrasi di atas, namun ada seseorang yang lebih memalukan lagi, bahkan orang yang paling memalukan.

Orang yang paling memalukan ialah orang yang tidak hanya ketika diberi sepiring tahu petis langsung habis dalam sekali telan, bukan orang yang ketika dibelikan laptop 12 inc minta yang 14 inc, bukan orang yang ketika diberi harta minta kesehatan, yang ketika sehat meminta harta, bukan hanya itu. Orang yang paling memalukan adalah orang yang sudah diberi apaaa saja yang dia minta tetapi dia tidak berterima kasih kepada yang telah memberi semua permintaannya itu. Siapa yang sanggup memenuhi seluruh permintaan seorang manusia? Dia hanya Allah SWT semata.

Apabila seluruh jin dan manusia mulai dari yang pertama kali hadir di muka bumi sampai akhir zaman dikumpulkan dalam suatu tempat, kemudian semua makhluk itu bermunajat kepada Allah, maka Allah mampu mengabulkan seluruh permintaannya dan tidak akan berkurang sedikit pun kekayaan yang Allah miliki.

Dan apabila manusia mau menuliskan seluruh nikmat yang dia terima dari Allah menggunakan air di bumi sebagai tintanya dan daun-daunan di bumi sebagai kertasnya, maka itu tidak akan cukup untuk menuliskan semuanya.

Betapa memalukannya kita yang masih saja sering mengeluh. Ada sesuatu hal yang tidak enak dikit saja langsung ribut. Padahal kita ini tau apa masalah enak dan tidak enak. Bukankah boleh jadi sesuatu yang kamu anggap buruk itu sebenarnya baik di mata Allah. Akhir-akhir ini memang sosial media sedang marak-maraknya. Tapi tolong deh buat yang gemar mengeluh di status facebook atau lainnya, apakah Anda lupa bahwa Anda masih punya tangan dengan jari yang lengkap. Tapi hanya Anda gunakan untuk mengetik keluhan-keluhan semata. Tidak sadarkah bahwa itu adalah nikmat yang tak ternilai. Lihat di luar sana ada orang-orang yang sangat ingin memiliki tangan dengan jari yang lengkap.

Ketika Anda mengucapkan satu kata saja keluhan dari mulut Anda. Satu kata saja teman. Berarti Anda sudah menzalimi mulut Anda sendiri yang seharusnya diciptakan untuk mengucap kata-kata positif dan syukur.

Ngomong-ngomong masalah bersyukur, pernah tidak Anda mendengar kata jarkoni? “Ngajari Ora Nglakoni” artinya dalam bahasa Indonesia : Mengajari tapi tidak melakukan sendiri. Biasanya hal itu sering sekali terjadi dalam lingkungan antar manusia. Termasuk disini adalah tantangan bagi diri saya sendiri yang harus melakukan apa yang sudah saya share, hehe. Sekali lagi istilah Jarkoni hanya ada pada lingkup sesama manusia. Tidak ada istilahnya Jarkoni dalam lingkup hubungan Allah dengan hamba-Nya.

Begini, ada sebuah poin yang menarik dan cukup bisa mengubah mindset. Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur pada-Nya. Lalu apakah Allah sendiri bersyukur? Jawabannya adalah IYA.

Dalam Asmaul Husna, disebutkan bahwa salah satu sifat Allah adalah As Syakur artinya Maha Mensyukuri.

Allah memerintahkan manusia untuk bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidupnya karena itu adalah nikmat dari Allah. Orang muslim itu sebenarnya luar biasa nikmatnya, ketika itu berbentuk sebuah kesenangan maka bersyukurlah sehingga kenikmatan akan diperoleh. Kemudian ketika itu berbentuk sebuah kesedihan maka bersabarlah, maka kenikmatan syukur pun akan diperoleh. Sehingga syukurilah apapun itu. Ternyata, atas perilaku hamba yang senantiasa bersyukur kepada Allah, Allah pun bersyukur kepada hamba tersebut.

Contohnya, hamba yang bersyukur bisa dilihat dengan perilakunya yang gemar sholat berjamaah. Kemudian Allah mensyukuri perilaku hamba tersebut dengan memberinya pahala 27 kali lipat dari jika dia hanya sholat sendiri. Ketika ada seorang muslim yang mengerjakan puasa arafah, maka Allah mensyukuri amalan hamba-Nya tersebut dengan menghapuskan dosanya setahun ke depan dan setahun ke belakang. Banyak sekali hal-hal luar biasa yang diberikan secara Cuma-Cuma oleh Allah kepada manusia sebagai wujud dari ungkapan syukur dari Allah. Begitu luar biasanya Allah mencontohkan perilaku syukur-Nya, lalu apa kita tidak malu ketika tidak mau bersyukur?

Bahkan, ketika seorang manusia ditimpa musibah besar, tapi orang itu tetap sabar dan bersyukur, maka Allah menghadiahkan surga sebagai ungkapan syukur Allah terhadap orang tersebut. Sekali lagi, surga. Serius.

Pada masa Rasulullah SAW, ada seorang wanita yang mengidap penyakit ayan. Kita semua tau betapa memalukannya penyakit tersebut ketika tiba-tiba kambuh. Wanita tersebut menangis dan bersedih karena nasibnya itu. Kemudian dia datang kepada Rasulullah. “Ya Rasul, saya memohon kepadamu untuk memintakan kepada Allah agar menyembuhkan penyakitku ini. Engkau adalah manusia yang paling dekat dengan Allah, maka apapun yang engkau minta niscaya Allah kabulkan”. Kemudian Rasul pun menjawab “Bila engkau mau, maka aku akan mendoakan engkau. Namun bila engkau mau, bersabarlah, maka Allah akan memberikanmu surga sebagai gantinya.” Mendengar perkataan tersebut, wanita itu pun berpikir ulang. Bahwa surga Allah yang telah Allah janjikan tersebut terlalu indah untuk dilewatkan. Kemudian wanita itu pun memilih untuk bersabar, dan akhirnya wanita itu menjadi wanita penghuni surga.

Ada dua hal yang bisa kita petik dari kisah tersebut. Pertama, bersyukurlah teman karena musibah kita masih tidak seberat yang dialami wanita dalam kisah tersebut. Kedua, jika kita dapat mencontoh keputusan yang diambil dari wanita itu. Dunia ini fana, hanya sementara, jangan terlalu dibesar-besarkan dan dilebih-lebihkan. Hidup di dunia ini hanya seperti ketika kita numpang nge-charge HP. Dunia hanya sandiwara, kita menjadi aktornya untuk menjalankan skenario mudah yang maupun sulit. Akhirat lah yang abadi. Maka tetap bersyukurlah dan bersabarlah atas segalanya.

Satu hal lagi, jangan mengkambing hitamkan kata syukur untuk membuat kita jadi bermalas-malasan karena sudah merasa cukup. Ada sebuah petuah berharga untuk menyikapi hal itu: “Untuk dunia lihatlah ke bawah, untuk akhirat lihatlah ke atas” artinya, untuk hal-hal yang bersifat duniawi dan sementara, seperti harta, lihatlah ke bawah, masih banyak orang yang kurang beruntung dan perlu untuk kita bantu. Sedangkan untuk akhirat, misalnya berupa ilmu pengetahuan, lihatlah ke atas. Banyak sekali orang-orang berilmu yang jauh di atas kita, jangan pernah merasa cukup.

Jadi mulai sekarang, bersyukurlah. Paksakan dirimu untuk bersyukur jika belum terbiasa bersyukur.

Ada kebiasaan yang sudah cukup lama saya rutinkan. Setiap malam menjelang tidur, saya selalu menulis Jurnal Syukur Harian. Jadi, saya mengambil 10 saja kejadian yang terjadi sepanjang hari tersebut untuk disyukuri kemudian saya tuliskan. Tujuannya adalah untuk memperkuat otot-otot syukur saya, dan juga untuk menarik rezeki. Karena barang siapa yang bersyukur atas suatu nikmat, maka akan ditambahkan nikmat tersebut. Hasilnya, alhamdulillah sekali.

Sip, sekian sharing kali ini, semoga dapat menginspirasi dan bermanfat buat kehidupan kita semua. Mari menjadi manusia yang tidak malu-maluin. =)
sumber: http://dinarmagzz.blogspot.com/2013/11/orang-yang-paling-memalukan_1490.html

0 Response to "Orang yang Paling Memalukan"

Posting Komentar