بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Assalamualaikum
Pernah tidak Anda merasa malu
ketika membawa seorang teman di rumah saudara, paman, ataupun kakek, kemudian
ketika saudara Anda menyuguhkan sepiring berisi tahu petis (yang dari Semarang)
kemudian karena teman Anda ini dari luar kota dia langsung saja memakan tahu
petis itu. Semula dia berkata “aku ambil satu ya”. Lalu dengan senyum saudara
Anda meng-iya-kan. Kemudian teman Anda berkata lagi “aku ambil satu ya”. Begitu
seterusnya, hingga satu demi satu tahu petis dalam piring itu pun ludes dalam
sekali waktu.
Begitulah rasanya ketika kita
semua merasa malu, atas sebuah perbuatan.
Walaupun teman Anda yang begitu
memalukan dalam ilustrasi di atas, namun ada seseorang yang lebih memalukan
lagi, bahkan orang yang paling memalukan.
Orang yang paling memalukan ialah
orang yang tidak hanya ketika diberi sepiring tahu petis langsung habis dalam
sekali telan, bukan orang yang ketika dibelikan laptop 12 inc minta yang 14
inc, bukan orang yang ketika diberi harta minta kesehatan, yang ketika sehat
meminta harta, bukan hanya itu. Orang yang paling memalukan adalah orang yang
sudah diberi apaaa saja yang dia minta tetapi dia tidak berterima kasih kepada
yang telah memberi semua permintaannya itu. Siapa yang sanggup memenuhi seluruh
permintaan seorang manusia? Dia hanya Allah SWT semata.
Apabila seluruh jin dan manusia
mulai dari yang pertama kali hadir di muka bumi sampai akhir zaman dikumpulkan
dalam suatu tempat, kemudian semua makhluk itu bermunajat kepada Allah, maka
Allah mampu mengabulkan seluruh permintaannya dan tidak akan berkurang sedikit
pun kekayaan yang Allah miliki.
Dan apabila manusia mau
menuliskan seluruh nikmat yang dia terima dari Allah menggunakan air di bumi
sebagai tintanya dan daun-daunan di bumi sebagai kertasnya, maka itu tidak akan
cukup untuk menuliskan semuanya.
Betapa memalukannya kita yang
masih saja sering mengeluh. Ada sesuatu hal yang tidak enak dikit saja langsung
ribut. Padahal kita ini tau apa masalah enak dan tidak enak. Bukankah boleh
jadi sesuatu yang kamu anggap buruk itu sebenarnya baik di mata Allah. Akhir-akhir
ini memang sosial media sedang marak-maraknya. Tapi tolong deh buat yang gemar
mengeluh di status facebook atau lainnya, apakah Anda lupa bahwa Anda masih
punya tangan dengan jari yang lengkap. Tapi hanya Anda gunakan untuk mengetik
keluhan-keluhan semata. Tidak sadarkah bahwa itu adalah nikmat yang tak
ternilai. Lihat di luar sana ada orang-orang yang sangat ingin memiliki tangan
dengan jari yang lengkap.
Ketika Anda mengucapkan satu kata
saja keluhan dari mulut Anda. Satu kata saja teman. Berarti Anda sudah
menzalimi mulut Anda sendiri yang seharusnya diciptakan untuk mengucap
kata-kata positif dan syukur.
Ngomong-ngomong masalah
bersyukur, pernah tidak Anda mendengar kata jarkoni? “Ngajari Ora Nglakoni” artinya
dalam bahasa Indonesia : Mengajari tapi tidak melakukan sendiri. Biasanya hal
itu sering sekali terjadi dalam lingkungan antar manusia. Termasuk disini
adalah tantangan bagi diri saya sendiri yang harus melakukan apa yang sudah
saya share, hehe. Sekali lagi istilah Jarkoni hanya ada pada lingkup sesama
manusia. Tidak ada istilahnya Jarkoni dalam lingkup hubungan Allah dengan
hamba-Nya.
Begini, ada sebuah poin yang
menarik dan cukup bisa mengubah mindset. Allah memerintahkan manusia untuk
bersyukur pada-Nya. Lalu apakah Allah sendiri bersyukur? Jawabannya adalah IYA.
Dalam Asmaul Husna, disebutkan
bahwa salah satu sifat Allah adalah As Syakur artinya Maha Mensyukuri.
Allah memerintahkan manusia untuk
bersyukur atas apapun yang terjadi dalam hidupnya karena itu adalah nikmat dari
Allah. Orang muslim itu sebenarnya luar biasa nikmatnya, ketika itu berbentuk
sebuah kesenangan maka bersyukurlah sehingga kenikmatan akan diperoleh.
Kemudian ketika itu berbentuk sebuah kesedihan maka bersabarlah, maka
kenikmatan syukur pun akan diperoleh. Sehingga syukurilah apapun itu. Ternyata,
atas perilaku hamba yang senantiasa bersyukur kepada Allah, Allah pun bersyukur
kepada hamba tersebut.
Contohnya, hamba yang bersyukur
bisa dilihat dengan perilakunya yang gemar sholat berjamaah. Kemudian Allah
mensyukuri perilaku hamba tersebut dengan memberinya pahala 27 kali lipat dari
jika dia hanya sholat sendiri. Ketika ada seorang muslim yang mengerjakan puasa
arafah, maka Allah mensyukuri amalan hamba-Nya tersebut dengan menghapuskan
dosanya setahun ke depan dan setahun ke belakang. Banyak sekali hal-hal luar
biasa yang diberikan secara Cuma-Cuma oleh Allah kepada manusia sebagai wujud
dari ungkapan syukur dari Allah. Begitu luar biasanya Allah mencontohkan
perilaku syukur-Nya, lalu apa kita tidak malu ketika tidak mau bersyukur?
Bahkan, ketika seorang manusia
ditimpa musibah besar, tapi orang itu tetap sabar dan bersyukur, maka Allah
menghadiahkan surga sebagai ungkapan syukur Allah terhadap orang tersebut.
Sekali lagi, surga. Serius.
Pada masa Rasulullah SAW, ada
seorang wanita yang mengidap penyakit ayan. Kita semua tau betapa memalukannya
penyakit tersebut ketika tiba-tiba kambuh. Wanita tersebut menangis dan
bersedih karena nasibnya itu. Kemudian dia datang kepada Rasulullah. “Ya Rasul,
saya memohon kepadamu untuk memintakan kepada Allah agar menyembuhkan
penyakitku ini. Engkau adalah manusia yang paling dekat dengan Allah, maka
apapun yang engkau minta niscaya Allah kabulkan”. Kemudian Rasul pun menjawab “Bila
engkau mau, maka aku akan mendoakan engkau. Namun bila engkau mau, bersabarlah,
maka Allah akan memberikanmu surga sebagai gantinya.” Mendengar perkataan
tersebut, wanita itu pun berpikir ulang. Bahwa surga Allah yang telah Allah
janjikan tersebut terlalu indah untuk dilewatkan. Kemudian wanita itu pun
memilih untuk bersabar, dan akhirnya wanita itu menjadi wanita penghuni surga.
Ada dua hal yang bisa kita petik
dari kisah tersebut. Pertama, bersyukurlah teman karena musibah kita masih
tidak seberat yang dialami wanita dalam kisah tersebut. Kedua, jika kita dapat
mencontoh keputusan yang diambil dari wanita itu. Dunia ini fana, hanya
sementara, jangan terlalu dibesar-besarkan dan dilebih-lebihkan. Hidup di dunia
ini hanya seperti ketika kita numpang nge-charge HP. Dunia hanya sandiwara,
kita menjadi aktornya untuk menjalankan skenario mudah yang maupun sulit. Akhirat
lah yang abadi. Maka tetap bersyukurlah dan bersabarlah atas segalanya.
Satu hal lagi, jangan mengkambing
hitamkan kata syukur untuk membuat kita jadi bermalas-malasan karena sudah
merasa cukup. Ada sebuah petuah berharga untuk menyikapi hal itu: “Untuk dunia
lihatlah ke bawah, untuk akhirat lihatlah ke atas” artinya, untuk hal-hal yang
bersifat duniawi dan sementara, seperti harta, lihatlah ke bawah, masih banyak
orang yang kurang beruntung dan perlu untuk kita bantu. Sedangkan untuk
akhirat, misalnya berupa ilmu pengetahuan, lihatlah ke atas. Banyak sekali
orang-orang berilmu yang jauh di atas kita, jangan pernah merasa cukup.
Jadi mulai sekarang,
bersyukurlah. Paksakan dirimu untuk bersyukur jika belum terbiasa bersyukur.
Ada kebiasaan yang sudah cukup
lama saya rutinkan. Setiap malam menjelang tidur, saya selalu menulis Jurnal
Syukur Harian. Jadi, saya mengambil 10 saja kejadian yang terjadi sepanjang
hari tersebut untuk disyukuri kemudian saya tuliskan. Tujuannya adalah untuk
memperkuat otot-otot syukur saya, dan juga untuk menarik rezeki. Karena barang
siapa yang bersyukur atas suatu nikmat, maka akan ditambahkan nikmat tersebut.
Hasilnya, alhamdulillah sekali.
Sip, sekian sharing kali ini,
semoga dapat menginspirasi dan bermanfat buat kehidupan kita semua. Mari
menjadi manusia yang tidak malu-maluin. =)
sumber: http://dinarmagzz.blogspot.com/2013/11/orang-yang-paling-memalukan_1490.html
0 Response to "Orang yang Paling Memalukan"
Posting Komentar