KEMENAG PONTIANAK

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PONTIANAK, JL. ZAINUDDIN NO.4 KOTA PONTIANAK

MENJAGA HIDAYAH LEBIH SULIT DARI MENGENAL HIDAYAH

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ



Bismillaah....

Hidayah itu laksana air, ia tak akan datang menghampiri kita jika bukan kita yang mencarinya.

Hidayah itu laksana air, ia akan kembali keruh jika kita membiarkan setetes saja noda menjatuhinya kembali.

Hidayah itu laksana air, ia bisa saja menjadi buih ketika berada di lautan, dan bisa menjadi air yang tenang di tengah danau menyejukkan

Hidayah itu laksana air, jika ia tak dituntun pada pipa bersih maka ia akan kembali menyatu dengan genangan , tidak lagi jernih .

Ya, Hidayah itu laksana air, untuk siapa saja yang menginginkannya,mutlak tergantung kekuasaan Allah. Hanya saja kita yang harus mencari sumber mata air itu untuk menyejukkan kita dari kegersangan dan mendinginkan kerongkongan yang kekeringan.

Sahabat,ketika hidayah itu telah kita peroleh, tentunya akan banyak perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kita. Kenyamanan dan ketenangan? Tentunya itu hal yang sangat dominan terasa perbedaannya pada diri kita.

Berbicara mengenai hidayah, tak sedikit kita menyaksikan begitu banyak orang-orang yang menjadi sosok tak terduga selepas ia mengenal hidayah itu. Ya, banyak sekali di antara kita yang mengenal hidayah lalu menampakkan perubahan yang sangat dahsyat .

Namun tak sedikit juga, orang-orang yang telah mendapat hidayah itu ada yang malah kembali pada masa kelamnya atau yang kerapkali kita sebut dengan masa kejahiliyahannya. Mengapa bisa demikian? Apa yang menjadikan hidayah itu nampak tak ada bekasnya, bahkan hilang begitu saja?

Sahabat, itulah bukti adanya ujian ketika kita akan naik tingkatan. Tak jauh berbeda dengan jenjang pendidikan, jika kita akan naik tingkat tentunya kita harus melalui ujian akhir dulu , dan ujian itu tidaklah mudah. Banyak yang lulus namun tak sedikit pula yang gagal. Ujian akan selalu datang, meskipun kita telah mengenal hidayah itu, bahkan ujian itu akan semakin terasa.

Setiap ujian yang datang, percayalah,itulah cara Allah untuk melihat kesungguhan kita, dan syetan akan menjadikan setiap ujian itu sebagai celah bagi ia untuk kembali menjerumuskan kita. Mereka (syetan) kan tidak senang ketika melihat seorang manusia bertaubat, mereka tak akan hentinya menggoda kita sebagaimana sumpah yang pernah diucapkannya.

“Berkata Iblis (syetan) : Ya Tuhanku ! lantaran Engkau telah menyesatkan daku (tersebab manusia itu) , maka aku akan menghiaskan kejahatan kepada mereka (manusia) di dunia dan akan menyesatkan mereka semuanya” (QS.Al-Hijr : 39)

Dari firman Allah diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa syetan tidak akan pernah berhenti sampai kita menjadi pengikutnya, kembali pada jalan kesesatan dan keburukan. Maka dari itu, di sini lah perjuangan kita sesungguhnya. Ya perjuangan sesungguhnya itu bukan ketika kita berhasil mengenal hidayah, melainkan ketika kita berusaha menjaga hidayah itu, berusaha istiqamah.

Sahabat, bagi saya pribadi menjaga hidayah dan berusaha istiqamah itu memang cukup sulit, bahkan sangat sulit. Ketika kita mencoba melangkah meninggalkan masa-masa jahiliyah kita, tak jarang kenangan dan orang-orang yang ada pada masa jahiliyah itu tiba-tiba datang kembali, seolah menarik kembali untuk masuk kembali ke dalamnya. Ya, jihadunnafsi, berperang melawan hawa nafsu akan kerapkali kita rasai.

Menjadi seorang yang istiqomah itu tidak mudah, namun tidak akan sulit juga jika kita bersungguh-sungguh untuk meraihnya. Istiqamah adalah sebuah pembuktian ,konsistensi dan kesungguhan kita untuk tetap berada di jalan-Nya.

Meraih keistiqamahan berarti meraih pula kemulian disisi Allah. Karena orang yang istiqamah akan senantiasa tenang dan damai karena dalam hatinya,pikirnnya,kata-kata ,tingkah lakunya semua karena Allah, semua semata-mata ibadah pada Allah, tak sedikitpun ada niatan untuk berpaling dan berbelok dari jalan yang telah Allah tunjukan.

Begitu istimewanya sikap istiqamah itu. Bahkan ibadah yg sedikit asal istiqamah lebih Allah sukai dibanding dengan ibadah yang banyak namun tidak berkelanjutan.

Mengenai kita,hidayah dan istiqamah, jika diibaratkan, Hidayah itu ibarat segelas air yang mudah tumpah, kita ibarat gelas yang terisi air itu, dan istiqamah itu kekuatan tangan yang harus terus memegangnya dengan kuat agar tidak tumpah dan memecahkan gelas.

So, untuk menjaga agar gelas itu tidak pecah dan airnya tidak tumpah, kita harus memiliki kekuatan yakni sikap istiqamah. Meski menjaga hidayah itu lebih sulit dari mengenal hidayah, jika kita mampu istiqamah maka semunya in syaa Allah akan terasa mudah. Yakinilah akan ada Allah yang terus menjagamu, dan Allah takkan membiarkanmu kembali ke jalan yang salah. Allah akan senantiasa mengingatkan kita, baik tersurat maupun tersirat. Tinggal kita sendiri yang harus peka melihat semua peringatan-Nya

Semangat berhijrah, semangat menjaga hidayah shalihat

https://rositadewiha.wordpress.com
 Sumber : G+ / Google + (Google Plus) , Oleh : Muslimah Perindu Surga

0 Response to "MENJAGA HIDAYAH LEBIH SULIT DARI MENGENAL HIDAYAH"

Posting Komentar