بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Assalamu’alaikum... bismillah,
Selamat pagi
para pembaca sekalian. Kali ini kita akan sharing sedikit hal sederhana
mengenai syukur dan nikmatnya. Perhatikan firman Allah SWT dalam surah Ibrahim
ayat 7 sebagai berikut.
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu mema’lumkan, “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Ibrahim :
7)
Kita simpulkan ayat tersebut
secara gamblang menjadi dua poin:
1 1. Jika
bersyukur maka nikmat bertambah
2 2. Jika
tidak bersyukur maka nikmat berkurang (salah satu kategori azab)
Yang ingin kita bicarakan kali
ini ialah, kedua statement dari firman Allah SWT di atas bukan serta merta merupakan
keajaiban yang tau-tau diberikan tanpa bisa dinalar atau dilogika. Namun insya
Allah tetap bisa dilogika dan sangat masuk di akal. Sehingga jika kita telah
memahami nalar logikanya, diharapkan kita bisa lebih mengaplikasikan syukur ini
dalam kesehari-harian.
Syukur merupakan salah satu
bentuk dari sikap positif feeling, yakni merasa nyaman dan tenang di dalam
situasi apa pun. Bentuk-bentuk lain dari positif feeling ialah rasa sabar dan
ikhlas. (jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang positif feeling
silakan masuk dimari)
Dalam hukum tarik menarik alam
semesta atau the law of attraction: kemiripan akan menarik kemiripan. Sesuatu
yang bermuatan positif akan menarik sesuatu yang bermuatan positif juga.
Sebaliknya sesuatu yang bermuatan negatif akan menarik sesuatu yang bermuatan
negatif. Hukum tarik menarik alam semesta ini berbeda dengan gaya tarik magnet
lo, dimana kutub positif akan menarik kutub negatif. (jika Anda ingin
mengetahui lebih lanjut tentang the law
of attraction silakan masuk dimari)
Salah satu contoh hal yang bermuatan
positif di alam semesta ini adalah pikiran manusia yang selalu positif feeling.
Sedangkan syukur merupakan bagian dari positif feeling. Sehingga syukur pun
merupakan hal yang bermuatan positif. Sebaliknya, tidak bersyukur merupakan
suatu hal yang bermuatan negatif. Dengan memahami hal itu, mudah saja bagi kita
untuk mengetahui mekanisme mengapa syukur akan menambah nikmat, sedangkan kufur
akan mengurangi nikmat.
Berusaha mencari-cari sisi
positif dari setiap peristiwa merupakan salah satu cabang dari rasa syukur.
Muatannya, tentu muatan positif. Model rasa syukur ini beraneka ragam, tidak
terbatas hanya pada syukur nikmat saja, melainkan syukur dalam hal yang kurang
berkenan di mata manusia juga. Ketika kita sakit di salah satu anggota tubuh
kita, syukuri bahwa anggota tubuh yang lain masih diberi sehat. Ketika mendapat
nilai yang jelek saat kuliah, syukuri karena tidak diberi nilai yang dibawah
itu. Ketika makan dengan lauk seadanya, syukuri bahwa masih banyak saudara di
luar sana yang makan sehari 3 kali saja sulit. Dan lain-lain.
Nah, dengan membiasakan berpikir
seperti itu, maka pikiran dan diri kita akan membentuk muatan positif. Secara
otomatis, hal-hal di alam semesta ini yang bermuatan positif pula akan tertarik
untuk datang kepada kita. Misalnya berangsur-angsur rasa sakit di anggota tubuh
kita menjadi berkurang, tiba-tiba dosen berbaik hati untuk mengatrol nilai kita
karena kita mahasiswa yang santun kepada dosen?? Mungkin juga kita diberi
rezeki makanan dan lauk pauk dari tetangga yang baru saja berhajad. Ini semua
adalah bentuk nikmat yang bertambah karena syukur.
Sebaliknya, jika kita selalu
tidak bersyukur, selalu kufur, apa-apa yang kita lihat adalah sisi negatifnya,
bahkan sesuatu yang seharusnya positif tapi kita menganggapnya sebagai sebuah
hal yang negatif, maka bersiap-siap saja nikmat kita akan dikurangi. Sebab
pikiran dan diri kita telah membentuk energi muatan negatif yang akan menarik
muatan-muatan negatif di alam semesta untuk datang kepada diri kita. Contohnya,
kita diberi rezeki mempunyai mobil sekelas Starlet. Tapi kita tidak bersyukur,
karena kita menganggap itu sebagai mobil yang kuno, maka suatu hari kemudian
mobil starlet itu reyot karena nyungsep di selokan, sehingga makin jelek saja
bentuknya. Padahal jika kita bisa bersyukur sebab tidak semua orang memiliki
mobil sendiri di rumah mungkin kita akan diberi rezeki untuk menang kuis dengan
hadiah sebuah mobil Toyota Rush, hehe.
Uraian di atas adalah mindset
ketika kita berperan sebagai yang diberi
nikmat. Bagaimana mekanisme syukur bila posisi kita seumpamanya adalah
sebagai pemberi nikmat itu?
Misalnya untuk memperingati hari
lebaran tahun ini kita memasak opor ayam dengan jumlah yang banyak. Kemudian
kita bagi-bagikan kepada tetangga. Kalau tetangga kita mencela rasa opor ayam
kita itu tidak enak, tentu kita pasti tersinggung dan tidak akan memberi dia
opor ayam lagi di tahun depan. Minimal-minimalnya kalau diberi lagi ya
jumlahnya dikurangi tidak sebanyak tahun ini. Sedangkan jika ada tetangga lain
yang sangat berterima kasih luar biasa atas pemberian opor ayam itu,
menyanjung-nyanjung rasanya luar biasa sampai anak mereka yang kecil yang
biasanya susah makan jadi doyan makan, tentu kita akan merasa senang. Untuk
tetangga semacam itu kita pasti antusias untuk memberi lagi di tahun depan
dengan rasa dan jumlah yang akan semakin kita tingkatkan. Betul kan?? Itu manusiawi
kok.
Allah SWT pun tidak berbeda
dengan demikian. Dia pun merasa senang bila ada hamba-Nya yang selalu bersyukur
atas pemberiannya, sehingga nikmat akan terus mengalir dan bertambah kepada
hamba tersebut. Sebaliknya Allah SWT akan murka kepada hamba-hamba-Nya yang
kufur atas nikmat dirinya, sehingga Allah SWT akan mengurangi nikmat itu bahkan
memberinya azab. Naudzubillah.
Sekarang
kita semua sudah paham
ternyata begitu alasan logisnya mengapa syukur dan kufur bisa berdampak
pada
bertambah kurangnya nikmat. Ngomong-ngomong sudah tau belum kalau
mekanisme syukur itu berlaku universal, tidak pandang bulu dan agama,
siapa pun yang bersyukur ya pasti bertambah nikmatnya, sampai-sampai
mbak Ronda Byrne menulis buku best seller internasional tentang
dahsyatnya rasa syukur berjudul The Secret yang mungkin Anda sudah familiar dengan buku tersebut.
Semoga kita dapat mengaplikasikan dan termasuk
golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur serta berlimpahkan nikmat.
Aamiin ya Robbal Alamin.
Syukuri apa yang ada..
Hidup adalah anugerah..
Tuhan pasti kan menunjukkan..
Kebesaran dan kuasa Nya..
sumber:
http://dinarmagzz.blogspot.com/2013/07/rahasia-mengapa-syukur-dapat-menambah.html
0 Response to "Rahasia Mengapa Syukur dapat Menambah Nikmat"
Posting Komentar