بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Siapa Bilang Salafi Pelit Bershalawat ?
Terdapat
perkataan miring dari sebagian orang yang membenci dakwah sunnah, bahwa
salafiyyin, atau orang yang meneladani generasi salafush shalih dalam
beragama, enggan bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam atau bahkan dituduh anti-shalawat. Padahal salafiyyin, yang
senantiasa berpegang-teguh pada dalil-dalil shahih, bershalawat ratusan
kali setiap harinya. Hal ini merupakan konsekuensi dari mengikuti
dalil-dalil shahih, karena banyak dalil-dalil shahih yang menganjurkan
amalan tersebut.
Berikut ini beberapa kesempatan dalam satu hari yang dianjurkan untuk bershalawat, berdasarkan dalil-dalil shahih:
- Ketika Masuk Masjid
Sebagaimana hadits dari Fathimah Radhiallahu’anha:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل المسجد صلى على محمد وسلم ، وقال : رب اغفر لي ذنوبي ، وافتح لي أبواب رحمتك
“Biasanya,
ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam masuk ke dalam masjid
beliau bershalawat kemudian mengucapkan: Rabbighfirli Dzunubi Waftahli
Abwaaba Rahmatik (Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku, dan bukalah untukku
pintu-pintu Rahmat-Mu)” (HR. At Tirmidzi, 314. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi).
Dan seorang salafi, masuk ke masjid minimal 5 kali dalam sehari.- Ketika Keluar Masjid
Sebagaimana kelanjutan hadits dari Fathimah Radhiallahu’anha:
وإذا خرج صلى على محمد وسلم ، وقال : رب اغفر لي ذنوبي وافتح لي أبواب فضلك
“Dan
ketika beliau keluar dari masjid, beliau bershalawat lalu mengucapkan:
Rabbighfirli Dzunubi, Waftahlii Abwaaba Fadhlik (Ya Allah, ampunilah
dosa-dosaku, dan bukalah untukku pintu-pintu keutamaan-Mu)” (HR. At Tirmidzi, 314. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi).
Dan seorang salafi, keluar dari masjid minimal 5 kali dalam sehari.- Ketika Tasyahud
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
سمع رسول الله صلى الله عليه وسلم رجلا يدعو في صلاته لم يمجد الله تعالى ولم يصل على النبي صلى الله عليه وسلم فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم عجل هذا ثم دعاه فقال له أو لغيره إذا صلى أحدكم فليبدأ بتمجيد ربه جل وعز والثناء عليه ثم يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم ثم يدعو بعد بما شاء
“Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam mendengar seorang lelaki yang berdoa dalam
shalatnya tanpa mengagungkan Allah dan tanpa bershalawat. Beliau pun
berkata: ‘Orang ini terlalu tergesa-gesa’. Rasulullah lalu memanggil
lelaki tersebut lalu menasehatinya: ‘Jika salah seorang diantara kalian
berdoa mulailah dengan mengagungkanlah Allah, lalu memuji Allah,
kemudian bershalawatlah, barulah setelah itu berdoa apa yang ia
inginkan‘” (HR. Abu Daud, 1481. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud).
Pada
ulama mengatakan bahwa tempat shalawat kepada Nabi di dalam shalat
adalah setelah tasyahud awal dan akhir. Bahkan sebagian ulama
menggolongkan shalawat setelah tasyahud akhir sebagai rukun shalat.Dan seorang salafi, minimal ber-tasyahud 10 (5 x 2) kali dalam sehari.
- Ketika disebut nama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
اَلْبَخِيْلُ مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
“Orang pelit itu adalah orang yang ketika disebut namaku ia enggan bershalawat” (HR. At Tirmidzi no.3546, ia berkata: “Hasan Shahih Gharib”).
Seorang
salafi, yang senantiasa bersemangat menuntut ilmu syar’i, ia membaca
kitab para ulama, menghafal hadits, duduk di majlis-majlis ilmu, puluhan
kali nama Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam disebut di sana
sehingga ia pun puluhan kali bershalawat.- Ketika selesai mendengar adzan
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إذا سمعتم المؤذن فقولوا مثل ما يقول . ثم صلوا علي . فإنه من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا
“Jika
kalian mendengarkan muadzin mengumandangkan adzan, ucapkanlah apa yang
ia ucapkan. Kemudian bershalawatlah kepadaku. Karena setiap seseorang
bershalawat kepadaku, Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali” (HR. Muslim, no. 384)
Dan adzan, minimal 5 kali berkumandang setiap harinya.- Dalam rangkaian dzikir pagi
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من صلى علي حين يصبح عشرا وحين يمسي عشرا أدركته شفاعتي يوم القيامة
“Barangsiapa
bershalawat kepadaku ketika pagi dan ketika sore masing-masing 10 kali,
ia akan mendapatkan syafa’atku kelak di hari kiamat” (Dihasankan
oleh Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib, 1/314, juga oleh Al Haitsami
dalam Majma’ Az Zawaid, 10/123. Sebagian ulama melemahkan hadits ini,
semisal Al Albani dalam Adh Dha’ifah, 5788 )
Dan seorang
salafi bersemangat menjaga dzikir pagi setiap harinya. Dalam rangkaian
dzikir pagi juga banyak disebut nama Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam sehingga ketika mengamalkan dzikir pagi, puluhan kali shalawat
diucapkan.- Dalam rangkaian dzikir sore
Sebagaimana
hadits pada poin sebelumnya. Seperti paparan sebelumnya, ketika
mengamalkan dzikir sore pun, puluhan kali shalawat diucapkan.
- Ketika hendak berdoa
Sebagaimana hadits pada poin 3. Dan seorang salafi bersemangat memperbanyak doa, dalam rangka mengamalkan firman Allah:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah
kepada-Ku, akan Aku kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang
sombong, enggan beribadah kepada-Ku, akan Aku masukkan mereka ke neraka
Jahannam yang pedih” (QS. Al-Mu’min: 60)
Terutama
pada waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa. Dan dalam 1 hari ada
puluhan waktu mustajab untuk berdoa. Sehingga seorang salafi, puluhan
kali bershalawat sebelum berdoa dalam sehari.- Pada waktu-waktu bebas yang tidak ditentukan
Seorang
salafi senantiasa menggunakan waktunya agar tidak tersia-sia. Salah
satu caranya dengan banyak berdzikir, dan diantara dzikir yang
dianjurkan adalah bacaan shalawat kepada Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam. Dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kapan saja tanpa
terikat kesempatan tertentu. Berdasarkan firman Allah Ta’ala:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya
Allah dan para Malaikatnya bershalawat kepada Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya dan
doakanlah keselamatan atasnya” (QS. Al Ahzab: 56)
Juga keumuman sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:فإنه من صلى علي صلاة صلى الله عليه بها عشرا
“Karena setiap seseorang bershalawat kepadaku, Allah akan bershalawat kepadanya 10 kali” (HR. Muslim, 384)
Di
perjalanan, ketika menunggu, ketika istirahat, ketika berjalan, ketika
dalam majelis, dan waktu-waktu lain kapan saja dan di mana saja.- Pada hari dan malam Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
إن من أفضل أيامكم يوم الجمعة فأكثروا علي من الصلاة فيه فإن صلاتكم معروضة علي قال فقالوا يا رسول الله وكيف تعرض صلاتنا عليك وقد أرمت قال يقولون بليت قال إن الله تبارك وتعالى حرم على الأرض أجساد الأنبياء صلى الله عليهم
“Hari jumat adalah hari
yang paling utama. Oleh karena itu perbanyaklah shalawat kepadaku pada
hari itu. Karena sesungguhnya shalawat kalian itu sampai kepadaku”. Para
sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mungkin shalawat kami
sampai kepadamu, sementara kelak engkau dikebumikan?”. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mengharamkan bumi untuk
menghancurkan jasad para Nabi shallallahu ‘alaihim” (HR. Abu Daud no. 1047. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami, 2212)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda:أكثروا الصلاة علي يوم الجمعة و ليلة الجمعة ، فمن صلى علي صلاة صلى الله عليه عشرا
“Perbanyaklah
shalawat kepadaku pada hari dan malam Jumat. Karena orang yang
bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya 10
kali” (HR. Al-Baihaqi, 3/249. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 1407)
Jelaslah
sudah bahwa salafiyyin, orang-orang yang berpegang-teguh pada dalil
Qur’an dan sunnah yang shahih, akan mengamalkan shalawat ratusan kali
dalam sehari, bahkan lebih. Tentu saja dengan suara lirih,
sendiri-sendiri, tidak dikeraskan dan tidak pula beramai-ramai. Namun
perlu dicatat, bahwa setiap orang tentu memiliki juhud yang berbeda-beda
dalam ibadahnya.Adapun shalawat yang diingkari oleh salafiyyin adalah shalawat yang dikarang-karang serta dibuat-buat oleh orang, dan tidak pernah diajarkan oleh Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam maupun para shahabat serta generasi salafus shalih. Dikarang-karang lafadznya, juga tata-caranya. Para sahabat Nabi, orang yang paling mencintai beliau jauh lebih cinta dari kita semua, mereka tidak pernah mengarang-ngarang shalawat. Mereka bahkan bertanya kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam cara bershalawat:
يا رسول الله ، أما السلام عليك فقد عرفناه ، فكيف الصلاة ؟ قال : ( قولوا :اللهم صل على محمد وعلى آل محمد ، كما صليت على إبراهيم ، إنك حميد مجيد ، اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد ، كما باركت على إبراهيم ، إنك حميد مجيد )
“Wahai
Rasulullah, tata cara salam terhadapmu, kami sudah tahu. Namun
bagaimana cara kami bershalawat kepadamu? Rasulullah Shallallahu’alahi
Wasallam bersabda: ‘Ucapkanlah: Allahumma Shalli ‘ala Muhammad Wa ‘ala
Aali Muhammad, Kamaa Shallaita ‘ala Ibrahim Innaka Hamiidum Majid.
Allahumma Baarik ‘ala Muhammad Wa ‘ala Aali Muhammad, Kamaa Baarakta
‘ala Ibraahim, Innaka Hamiidum Majid‘”. (HR. Bukhari 4797)
Apalagi
shalawat-shalawat yang dikarang-karang oleh sebagian orang, dibumbui
dengan khasiat-khasiat tertentu tanpa dalil. Diperparah lagi jika
shalawat-shalawat buatan tersebut dilantunkan beramai-ramai menggunakan
pengeras suara. Padahal Allah Ta’ala memerintahkan kita berdzikir dengan
rendah diri, penuh takut dan bersuara lirih:وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ
“Berdzikirlah kepada Rabb-mu dengan penuh kerendahan diri, rasa takut serta tanpa suara yang dikeraskan” (QS. Al A’raf: 205)
Renungkanlah,
dari apa yang kita paparkan di atas, andai kita mau mengamalkan
shalawat berdasarkan dalil yang shahih, hari-hari kita akan sangat sibuk
sekali. Maka, untuk apa kita masih mencari-cari atau mengarang-ngarang
shalawat sendiri? Sahabat Ibnu Mas’ud Radhiallahu’anhu berkata:اتَّبِعُوا وَلاَ تَبْتَدِعُوا ، فَقَد كُفِيتُم
“Ikutilah saja (sunnah Nabi) dan jangan berbuat bid’ah. Sesungguhnya sunnah Nabi telah mencukupi kalian“
Penulis: Yulian PurnamaArtikel www.muslim.or.id
Facebook Wiwin Setianingsih
(nahimunkar.com)
0 Response to "Siapa Bilang Salafi Pelit Bershalawat ?"
Posting Komentar