بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
Rabu, 13 Januari 2016, 08:38
Pada peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) yang digelar bersamaan dengan Lounching Hari Kerukunan Nasional (HKN) tahun 2016, mengusung tema HAB
tahun ini : Mengukuhkan Revolusi Mental untuk Kementerian Agama yang
Bersih dan Melayani, Tagline : Kementerian Agama Berintegritas. Hal yang
baru dan menarik dari tema ini adalah kata : Bersih dan Melayani. Pada
kesempatan ini ada baiknya kita mengupas tentang konsep melayani.
Konsep
melayani menurut Agni S.Mayangsari dalam bukunya Hearty Service atau
Melayani dengan Sepenuh Hati, Service dalam dunia birokrasi yakni
melayani yang berarti menghargai, menghormati dan bahkan memulyakan
orang lain. Dalam satu kutipan Agni menguak konsep pelayanan yang baik
adalah kemudahan. Jika bisa dilayani dengan mudah dan cepat, kenapa
harus ribet dan bertele-tele. Oleh karena itu, pada tulisan kali ini
penulis mencoba membuat gagasan tentang konsep melayani dengan metode 3
aS. Yaitu : Melayani dengan Cerdas, Ikhlas dan Puas.
Pakar
Psikolog mengatakan bahwa manusia pada hakekatnya dibekali dengan
adanya tiga unsur fitrah atau jatidiri, yaitu akal-fikir, hati-nurani,
nafsu-jiwa. Ketiga unsur ini senyawa simbiosis mutualisme
(saling ketergantungan). Hakekat jati diri manusia tak terlepas dari
pengaruh akal, hati dan jiwa. Begitupun pula cara melayani yang baik
dalam suatu pekerjaan atau tugas, baik di biraokrasi maupun organiasi
lainnya, tak terlepas dari pengaruh akal yang cerdas, hati yang ikhlas
dan jiwa yang puas.
Melayani dengan CerdaS
Melayani
dengan cerdas berarti mengoptimal akal-fikir manusia untuk melayani
dalam bekerja, maka memancarkan ide-gagasan cerdas-cemerlang,
menciptakan ilmu pengetahuan teknologi yang canggih, dan selalu berfikir
positif. Menghindari dari fikiran yang kotor dan merusak integritas
kepribadian. Selalu husnuzhon (prasangka yang baik) kepada setiap orang
sehingga yang dilayani merasa dihargai.
Melayani dengan IkhlaS
Begitupun melayani dengan ikhlas berarti bekerja dengan memancarkan hati-nurani yang tulus sehingga dapat menjadikan manusia—Akhlaqulkarimah—
berbudi pekerti yang menawan dan sempurna. Terhindar dari penyakit hati
yakni sombong, dengki dan dendam (Imam Al-Ghazali). Dari hati yang
ikhlas akan menjadikan pelayanan yang tulus atau melayani dengan sepenuh
hati, rasa dan karsa sehingga yang dilayani merasa dimuliakan.
Melayani dengan PuaS
Kemudian melayani dengan puas berarti bekerja dengan pengendalian nafsu-jiwa, maka melahirkan jiwa-jiwa yang tenang-stabil (Muthmainnah).
Karakter tempramental manusia yang istiqamah (lurus) dalam segala hal
dan kondisional sehingga yang dilayani merasa puas dan dihormati serta
menghasilkan pekerjaan menjadi tuntas.
Demikian
sekelumit ide-gagasan yang insya Allah penulis dapat mengamalkannya.
Jika ini baik dapatlah kiranya sebagai sebuah zikir kita kepada Sang
Kholiq yang menciptakan manusia dari unsur fikir, qalbu dan nafsu.
Semoga bermanfaat adanya. Amiin.***
(Penulis, H.Azhari,S.Ag,M.Si Ka.Subbag TU Kemenag Kota Singkawang)
0 Response to "Melayani dengan Metode 3 aS "
Posting Komentar