KEMENAG PONTIANAK

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PONTIANAK, JL. ZAINUDDIN NO.4 KOTA PONTIANAK

Yuk ah, kita ngobrolin lagi perkara selfie

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

 
"Katanya selfie haram, Kok malah sering pajang foto selfie? Nggak Konsisten!"

Ada beberapa kemungkinan bagi orang yang komentar seperti ini
1. Memang tidak tahu
2. Tahu tapi sok tahu
3. Niatnya tidak baik

Yuk ah, kita ngobrolin lagi perkara selfie yang sempet mendunia ini, sekalian pengingat bagi diri sendiri, atau mereka yang sudah lupa

Pertama, perlu disepakati selfie itu definisinya apa. Sepanjang yang saya ketahui "selfie" itu asal katanya "self" yang ditambahi -ie, yang artinya "by myself" (dengan diriku sendiri). Artinya selfie, adalah teknik mengambil foto diri sendiri dengan menggunakan dirinya sendiri, tanpa bantuan orang lain.

Jadi selfie itu cara, yaitu memfoto dengan diri sendiri, itu beda dengan difoto oleh orang lain

Pada perkembangannya, selfie ini bisa jadi group selfie atau welfie, yang memfoto tetap menggunakan dirinya sendiri tanpa bantuan, tapi kali ini objek fotonya ramai, tidak hanya dirinya sendiri

Dalam dunia perfotoan, hal ini termasuk cara mengambil foto, dan ini sah-sah saja, boleh-boleh saja, hukumnya MUBAH di dalam Islam.

Kedua, saya memang pernah mengingatkan tentang selfie, hanya saya tidak pernah mengeluarkan pernyataan sekalipun bahwa selfie itu haram. Sebagaimana sudah saya jelaskan diatas, selfie itu cara mengambil foto, dan boleh-boleh saja dalam Islam

Lalu apa yang saya ingatkan tentang selfie? Awalnya tentang tren selfie yang muncul sekira 2 tahun lalu, yaitu mengambil gambar close-up wajah dengan segala macam ekspresinya, dengan atau tanpa polesan digital, hal ini menjadi tren, wanita bahkan lelaki

Nah ini yang saya ingatkan, agar berhati-hati. Karena khawatir terjerumus dalam takabbur, riya, atau sedikitnya ujub. Memang ini urusan niat, urusan hati, kita tak bisa menghakimi, karenanya yang saya tuliskan itu pengingat

Bisakah yang tidak selfie, seumpama difoto oleh orang lain jadinya takabbur, riya, dan ujub? Tentu bisa! Bahkan yang memfoto pun bisa jadi takabbur, riya dan ujub saat memposting fotonya. Karena itu sekali lagi itu hanya pengingat bagi kita, khususnya saya, yang paling mungkin merasa ujub, riya, atau takabbur

Jadi klir yah? Orang berfoto bisa ujub, riya, takabbur. Yang nggak mau berfoto karena merasa dia hebat, juga bisa jadi masuk ujub, riya, takabbur, maka pengingat itu dalam niatan, introspeksi aja, bukan malah nyalahin yang lain

Selengkapnya boleh baca lagi tulisan ini >> http://felixsiauw.com/home/tentang-selfie/ atau tonton tayangan ini >> https://youtu.be/aoObtIFmd9Q

Tapi kebanyakan manusia memang begitu

Tanpa mengecek langsung menyimpulkan
Tanpa membaca sudah berkomentar
Tanpa bertanya sudah mengambil kesimpulan

Dan yang niatnya sudah buruk, lebih parah lagi

Bila tidak ada faktanya, manipulasi faktanya
Cari kejelekannya, tutupi semua kebaikannya
Bila berkomentar pastikan menyakitkan

Hehehe.. semoga Allah lindungi kita dari kedengkian manusia, keburukan-keburukan diri kita, dan penyakit-penyakit hati, serta jiwa yang malas dan enggan taat dan mendengar nasihat

Akhukum Felix Siauw

0 Response to "Yuk ah, kita ngobrolin lagi perkara selfie "

Posting Komentar